Sunday, April 14, 2019

Novel The Piggy Duke Chapter 3 Bahasa Indonesia


Buta Koushaku
Diterjemahkan oleh Ratico

Bab 3: Aku Sangat Gemuk Kursinya Rusak

[...E?]

Di akademi sihir, pekerjaan untuk pelayan tidak hanya memenuhi kebutuhan sehari-hari para bangsawan, tapi mereka juga membawa beban masalah akademik mereka. Dan karena beberapa siswa di akademi sihir berasal dari keluarga terhormat, ada beberapa kasus di mana seorang pelayan juga mencari seorang tuan yang berguna.

Ada juga beberapa kasus dimana para bangsawan mungkin merayu seorang gadis pelayan yang melayani bangsawan lain dari kelas yang lebih rendah dari mereka.

Tapi itu jarang terjadi pada Charlote.

Daripada dibenci, dia melayani orang yang paling berkuasa di tahun kedua Akademi Sihir Kurushu.

Bagaimanapun juga, dia melayaniku si duke babi.

[Tidak mungkin Charlote—]

Ketika aku selesai dengan kelasku untuk hari ini, aku memanggil Charlote ke kamarku.

.

Rambut peraknya yang rapi dan mata hitam yang kuat penuh kemauan. Seolah patung yang terbuat dari es, sangat imut.

Buhi... Dan tanpa aku sadari, nafas keluar dari mulutku sendiri.

Tapi seragam pelayan Charlote menjadi kotor di sana-sini.

Untuk seseorang yang menonton anime aku sudah tahu alasannya.

Ada juga kasus di antara para pelayan, bahwa karena dia melayaniku si duke babi, dia juga menerima pelecehan di belakangku.

[Slow-sama, bantuan apa yang Anda butuhkan sekarang?]

Charlote menatapku dengan kaget. Tidak biasa bagi Charlote untuk menunjukkan emosi di wajahnya, biasanya dia jarang menunjukkannya.

[Kau tidak perlu menyiapkan sarapan mulai besok. Aku akan makan bersama dengan semua orang di ruang makan buhi]

Uuuuh, aku bertanya-tanya apakah itu cukup dengan makanan hanya dari ruang makan...

Aku menjadi malu-malu lagi tanpa kusadari... Tidak, aku tidak boleh!! Aku telah memutuskan bahwa aku akan melakukan diet!! Aku harus membuang lemak ini dari tubuhku!

[...Dipahami]

Setelah Charlote membungkuk dengan anggun ke arahku, dia meninggalkan kamarku.

.

Di akademi sihir, siswa dapat menghabiskan waktu mereka sesuka hati setelah sesi kelas selesai.

Tapi seperti biasa, di kamarku di asrama anak laki-laki, lantai empat aku tidak melakukan apapun.

Asrama anak laki-laki itu memiliki lima lantai. Lantai paling atas adalah untuk para bangsawan, lantai keempat adalah untuk para bangsawan yang lebih tinggi, lantai ketiga adalah untuk mereka yang bangsawan tidak begitu tinggi, lantai kedua adalah untuk para bangsawan peringkat rendah, dan akhirnya, lantai pertama adalah untuk rakyat jelata.

Semakin tinggi lantainya, semakin besar ruangan itu.

Aku mendengar bahwa di lantai pertama, rakyat jelata harus berbagi kamar dengan dua atau tiga orang.

Kami menyebutnya, ruang tako.

.

[Buu... buu]

Sambil setengah telanjang, aku memulai latihan ototku.

[Buu... Buuuuuuuu]

Tapi aku bahkan tidak bisa melakukan satupun push up. Oi, apa artinya ini duke babi! Kau tidak punya otot sama sekali! Perutku juga keroncongan.

Biasanya aku akan makan setidaknya dua porsi atau lebih ketika sedang makan siang, tapi aku harus meneruskan itu sekarang!

Untuk mengeluarkan tekadku, aku berdiri di depan cermin.

Di depanku, aku melihat lemak besar sedang berdiri di sana.

[Sangat mengerikan…]

Harapanku adalah untuk berdiri tepat di sebelah Charlote.

Aku tidak bisa berdiri di sampingnya jika aku gemuk begini. Tujuanku adalah menjadi macho.

Aku mengerti perasaan duke babi, dia telah berjalan sendirian selama ini. Dia tidak punya siapa-siapa, dia bahkan tidak punya teman tepercaya dan tidak peduli berapa banyak dia dihina, karena hatinya tetap tenang dan kuat.

Karena semua itu, aku akan mengabulkan keinginannya.

Jujur aku ingin langsung ke mereka dan memarahi orang-orang yang menggertak Charlote, tapi keadaan akan berubah buruk jika aku pergi ke sana sekarang.

Demi Charlote agar dia bisa bangga melayaniku, aku akan menjadi manusia yang hebat! Di anime alasan Charlote menyukai duke babi mungkin karena dia adalah pria yang baik, tapi itu tidak cukup lagi!

Duke babi meskipun akan menjadi buruk jika dia menjadi orang yang hebat tapi tidak bisa menikahi Charlote. Aku percaya pemikiran seperti itu salah. Dia tidak pernah bergantung pada siapa pun, dan meskipun tidak mungkin untuk memberitahu siapa pun tentang pikirannya.

[...]

Duke babi mengira dia akan terpisah dengan Charlote jika dia mengatakan apa yang dia pikirkan, tapi ini salah. Meskipun hanya sedikit, pasti ada seseorang yang bisa membantu. Sekarang dalam kesunyian ini aku mengingat ksatriaku.

Dia memiliki seseorang yang saling bergantung dan terus berusaha keras bersama.

Setelah Charlote menjadi budak, aku tidak akan membiarkannya dibawa pergi oleh protagonis itu.

Baiklah, aku telah memutuskan, sekarang saatnya latihan otot!

Setiap kali aku punya waktu untuk itu, aku akan terus melatih tubuhku!

Demi berdiri di samping Charlote, saatnya untuk memperbaiki hidupku!

.

Di pagi hari, dengan ekspresi khawatir di wajahnya, dia melihatku pergi.

[...Mohon berhati-hati, Slow-sama]

Setelah turun dari tangga asrama anak laki-laki itu, aku berjalan ke luar.

Para siswa dan juga para pelayan melihatku seperti aku adalah sesuatu yang tidak biasa.

.

[Itu duke babi...]

[Mungkinkah duke babi itu datang ke ruang makan?]

.

Tanpa menghiraukan orang-orang itu, aku terus berjalan ke aula perjamuan yang kami gunakan sebagai ruang makan.

Para siswa duduk di sebuah meja panjang yang terlihat sangat ramai. Kalau begitu, di mana aku harus duduk? Karena tubuh besarku, aku tidak ingin terjepit di antara orang-orang... Setelah memikirkannya, aku duduk di sudut dekat pintu masuk.

[Huppla]

Ini buruk, kemungkinan besar kursi itu sepertinya sudah rusak berkeping-keping. Aku masih terlalu gemuk bukan?

Pupupu, melihat tontonan seperti itu mereka tertawa tak terduga.

Aku tahu itu, aku adalah duke babi! Menjalani diet! Tidak, lebih dari itu, mengapa kursi ini tiba-tiba rusak? Apakah kau benar-benar baik-baik saja?

Saat aku duduk, beberapa pelayan membawakanku makanan.

[lezatlezatlezatlezat]

Dengan penuh semangat aku memasukan makanan ke mulutku.

Nyam nyam nyam.

[Nomnomnomnom, apa?]

Sebelum aku menyadarinya, makanannya menghilang. Bukankah itu terlalu kecil? Itu hilang dalam sekejap.

Bumbu sangat tipis, dan apakah siswa lain merasa kenyang dengan jumlah makanan ini?

Ketika aku melihat ke meja yang lain, aku melihat wajah murid lain yang terpana. …Apa? Apa-apaan?! Begitu aku melihat mereka, mereka menghindari pandanganku, mereka yang sedang berbicara dengan teman-teman mereka meletakkan peralatan makan mereka dengan tergesa-gesa. Aku agak terluka dengan reaksi mereka.

...Aku masih lapar, apa yang harus kulakukan.

.

[Dening-sama. Jika tidak apa-apa dengan Anda, silakan makan ini]

Begitu yang dikatakannya, sarapan yang seperti sebuah festival terjadi di depanku.

Ah, sepertinya mereka yang ingin menyanjungku telah datang. Pria berambut pirang yang indah. Hmmm, kupikir dia di tahun yang sama denganku... Ah, dia adalah putra kedua Viscount, aku yakin itu! Orang lain yang tidak pernah muncul di anime akan datang!

[Nama saya Vision Greytroad. Senang berkenalan dengan Anda]

Aku bisa mendengar seseorang mendecakkan mulutnya. Entah kenapa aku bisa merasakan pria berambut pirang ini juga sangat dibenci. Tapi jika memungkinkan aku ingin membalas keberaniannya. Dia bisa berbicara kepadaku dalam suasana seperti ini.

Aula Perjamuan menjadi sunyi. Semua orang menatapku dan laki-laki pirang ini.

[...Dening-sama?]

Duke babi berteriak lapar-lapar dari dalam diriku. Orang ini... Itu sebabnya kau tidak baik! Kemana perginya janji diet itu sekarang!

Ketika aku berdiri dari kursiku, aku menolak tawaran siswa berambut pirang.

[Aku sudah cukup dengan makanan ini. Terima kasi—h, UWAA! UWAAAAAAA!!!! AAAAAAAAA!!!!!!]

Kursi yang rusak mulai berjatuhan! Tiba-tiba aula perjamuan menjadi sunyi dan setelah itu terdengar suara tawa yang menggelegar. Ya ampun, aku sangat malu. Sialan! Jangan tertawa! Lagipula aku sedang menjalani diet!

[...]

Saat aku perlahan bangkit, aku melihat tajam ke semua orang di sekitar dan tempat itu tiba-tiba menjadi sunyi lagi.

[Aku sukup cukup makan...]

Setelah mengatakan itu dan ketika aku berjalan luar ruang makan, perutku terus menggeram.

Pada saat yang sama, suara tawa yang meraung dapat terdengar dari dalam aula.

Saat wajahku terus memerah, aku lari ke asrama anak laki-laki.

* * *

Contact Form

Name

Email *

Message *