Thursday, June 14, 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Jilid 7.5 Bab 4 Bagian 2


Classroom of the Elite Volume 7.5
Diterjemahkan oleh Ratico

Setelah tiba di tempat pertemuan, aku memeriksa waktu. Ini akan menjadi waktu yang dijanjikan sekitar 10 menit.

Mengangkat kepalaku sambil memikirkan itu, aku melihat Satou yang sedang menuju ke arahku. Mungkin dia sedang mencariku, tapi dia melihat sekelilingnya, tampaknya tak nyaman.

Segera saja, mata kami bertemu, dan Satou menyipitkan matanya dengan gembira.

"Selamat pagi, Ayanokouji-kun!"

Mengatakan itu, dia berlari mendekat dan menutup jarak di antara kami.

Ketika dia berhenti, bersama dengan itu, aroma yang cukup menggelitik hidungku datang.

"Kau datang lebih awal."

"Kau juga, Ayanokouji-kun......mungkinkah, apakah aku membuatmu menunggu lama?"

"Aku baru saja tiba beberapa saat yang lalu."

Itu adalah kalimat klise tapi karena itu memang benar, aku mengatakan kepadanya apa adanya.

"Sungguh?"

Aku dikuasai oleh Satou yang mendekat padaku dengan perasaan ganas.

Masih ada beberapa menit tersisa untuk pergi sampai waktu yang dijadwalkan, tapi seharusnya tak ada masalah dengan membuat langkah lebih awal.

Kupikir kita akan segera bergerak tapi entah kenapa, Satou sekali lagi mulai melihat sekelilingnya. Karena dia tak menunjukkan tanda-tanda bergerak, aku memanggilnya.

"Tak pergi?"

"I-Itu benar, tunggu sebentar."

Menaruh tangannya di dalam tas yang dibawanya, dia mulai mencari sesuatu.

"Mungkinkah aku lupa........"

Dalam volume yang cukup keras untuk kudengar, dia membisikkan itu.

"Apakah kau melupakan sesuatu?"

"Ahh, tidak. Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi dengan ponselku."

Saat aku melihat ke bawah ke arah kakinya yang bergoyang, aku bisa melihat sebuah kotak panjang dan sempit yang ditutupi kertas pembungkus mencuat, tapi karena aku merasa seperti itu akan memiliki rasa tak enak untuk menatapnya, aku mengalihkan pandanganku.

"Aku tak keberatan menelpon ponselmu untukmu."

"Ya, terima kasih. Kau benar-benar baik, Ayanokouji-kun".

Hanya membantu seseorang mencari ponsel mereka, belum lagi menelponnya untuk mereka, bukan sesuatu yang benar-benar bisa dianggap baik.

Tak diragukan siapapun akan menawarkan bentuk kerjasama yang serupa.

"Jika kuingat, di pagi hari..."

Saat Satou mengatakan sesuatu yang aneh seperti itu.

"Ahh, aku menemukannya, aku menemukannya."

Dari Satou, kudengar kabar baik seperti itu.

Saat aku melihat ke belakang, Satou tertawa sambil memegang ponselnya di tangannya.

"Aku membuatmu menunggu, apakah kita akan pergi?"

Satou memasukkan ponselnya ke sakunya tapi kemudian—

"Selamat pagi, Ayanokouji-kun."

Segera setelah itu, dari belakangku seseorang memanggil.

Saat aku melihat ke belakang, ada Hirata Yousuke. Seperti biasa, dia adalah pemuda yang bersemangat.

'Selamat pagi.' Aku mengangkat tanganku sedikit dan menjawab seperti itu kepadanya.

Ngomong-ngomong, di samping Hirata adalah sosok kekasihnya, Karuizawa Kei. Sepertinya pada hari ini, Natal, mereka berdua juga berkencan.

Aku mengetahui bahwa hubungan antara keduanya palsu tapi mungkin untuk membuat lingkungan mereka merasa itu sungguhan, tindakan ini sedang diambil. Jika ya, maka efeknya seketika.

"Selamat pagi, Karuizawa-san."

Memanggilnya, Satou berlari ke arah Karuizawa.

"Selamat pagi."

Menuju Satou, Karuizawa juga, secara alami tersenyum dan memulai percakapan.

"Ini adalah kombinasi yang agak tak biasa."

Melihatku dan Satou bersama, tak bisa dihindari kalau Hirata akan mengatakan hal seperti itu.

"Apakah kalian juga berkencan?"

Bahkan jika itu hanya sebagai formalitas, menanyakan itu bagus.

"Ya. Aku juga 'berjaga-jaga' tak membuat rencana sebelumnya untuk Natal. Untungnya, tak ada yang memanggilku juga."

Dalam mengantisipasi untuk setiap dan semua situasi, ia tampaknya telah meninggalkan rencananya untuk hari yang kosong demi kekasih palsunya, Karuizawa.

Hirata selalu menempatkan dirinya yang kedua dan memprioritaskan mengambil tindakan demi orang-orang di sekitarnya selalu. Bahkan jika aku berpikir untuk meniru itu, itu bukan sesuatu yang mudah dilakukan.

"Sepertinya seseorang dari kelompok temanmu seharusnya memanggilmu keluar. Tak ada kabar?"

Tak hanya teman sekelas, itu tak akan aneh meskipun seniornya dari klub sepakbola memanggilnya.

"Aku ingin tahu. Kurasa mereka hanya mungkin sedang mempertimbangkan."

Menjawab seperti itu, Hirata kemudian menatap Karuizawa dengan tatapan hangat.

Aku tahu. Di sekitar mereka, Hirata dan Karuizawa dilihat sebagai pasangan yang ideal. Jadi sehubungan dengan seseorang seperti dia dengan seorang pacar, tepat di puncak Natal, mereka tak melakukan apa pun yang tak sopan seperti memanggilnya keluar. Ini adalah bukti bahwa Hirata dan Karuizawa benar berfungsi sebagai pasangan.

Namun, selama hubungan palsu mereka tetap terjalin, akan sulit baginya untuk menjadi akrab dengan gadis lain.

Agak menyedihkan bahwa dia tak dapat secara sembrono menutup jarak dengan lawan jenis. Bahkan jika dia menemukan seseorang yang dia minati, karena itu Hirata, dia bukan tipe yang akan memutus permintaan dari Karuizawa.

Justru karena dia bisa dipercaya seperti ini yang Karuizawa juga, menemukannya dengan mudah untuk memilih Hirata sebagai tujuan parasitnya.

"Sejak awal, Karuizawa-san adalah seseorang yang selalu jujur dengan gadis-gadis dari kelas tapi aku tak pernah tahu kau sedekat ini dengan Satou-san."

Hirata membisikkan itu sambil menatap mereka berdua dengan tatapan kekeluargaan seolah-olah dia sedang melihat seorang adik perempuan atau seorang anak perempuan.

"Aku memang punya gambaran mereka bermain bersama selama liburan. Bukankah begitu?"

"Setidaknya, bermain bersama di hari libur, aku tak berpikir mereka sedekat itu."

"Apakah begitu?"

"Mengapa kau pikir ini tak biasa?"

"Tidak juga, hanya firasat."

Bagaimanapun, tak ada gunanya mengganggu Hirata dan Karuizawa lebih jauh dari ini.

Aku memeriksa jam di ponselku. Sudah 11:40. Waktu pemutaran cepat mendekat. Sudah waktunya aku membawa Satou dan pergi ke bioskop.

Kupikir itu tapi Satou dan Karuizawa sepertinya mengobrol dengan gembira. Karena mereka berbicara diam-diam, aku tak bisa mendengar isi percakapan mereka. Bahkan jika aku menunggu seperti ini, percakapan mereka tak menunjukkan tanda-tanda berakhir sama sekali.

Karena aku bingung apa yang harus kulakukan, mataku bertemu Hirata. Dari itu saja, sepertinya dia mengerti apa yang aku pikirkan. Hirata, yang menyimpulkan bahwa tinggal lebih lama di sini akan membuat kami tersesat, memanggil Karuizawa.

"Bukankah buruk untuk menghalangi jalan mereka lebih jauh, Karuizawa-san? Ayo kita pergi, oke?"

Dia menyela percakapan kedua orang itu seolah-olah memecahnya dengan nada lembutnya yang biasa. Seakan ditarik kembali ke dunia nyata, Karuizawa dan Satou mendekati kami.

"Ngomong ngomong, sejak kapan kalian berdua pacaran?"

Pertanyaan itu tiba-tiba muncul dari Karuizawa.

Tidak, mungkin bahkan jika ini adalah hal pertama yang keluar dari mulutnya itu tak akan aneh, itu adalah pertanyaan yang wajar untuk ditanyakan.

"Ehh, i-itu tak seperti kita berpacaran atau apapun! Benar, Ayanokouji-kun?"

Terhadap tatapan panik Satou, aku menjawab dengan mengangguk ringan. Namun, Karuizawa mengarahkan tatapan penuh curiga ke arah kami.

"Ehh? Maksudku, kalian sedang berkencan saat Natal, tak peduli bagaimana kau melihatnya kau jelas pacaran, Hirata-kun juga berpikir begitu kan?"

"Itu benar. Ini mungkin tak terjadi jika kalian berdua menyangkalnya, tapi yang lain mungkin mengira kalian pacaran dengan satu sama lain."

"Itu, umm......aku baru saja mengundang Ayanokouji-kun untuk bermain....."

Satou kemudian dengan malu mengalihkan pandangannya sekali lagi ke arahku.

"A-Ayanokouji-kun, apa tak apa-apa? Untuk menghabiskan Natal bermain denganku?"

"Kalau aku tak mau, aku pasti menolak."

"....hehehe."

Satou menggaruk dirinya sendiri, tampak malu.

"Heh---...kau sepertinya tak terlalu puas dengan ini. Jadi ini berarti Ayanokouji-kun tertarik pada Satou-san?"

"H-Hentikan, Karuizawa-sa~n."

Satou, sambil tersipu, mengipasi wajahnya dengan tangannya. Tapi Karuizawa melanjutkannya begitu saja.

"Kalau begitu, mengapa kalian tak mulai berkencan sekarang? Maka itu akan menjadi kencan antara kekasih."

"Karuizawa-san, aku benar-benar tak berpikir itu tempat kita untuk mengatakan itu pada mereka."

Melihatku dalam masalah, Hirata dengan lembut menghentikan Karuizawa.

"Maaf, maaf. Aku mungkin sudah terlalu banyak ikut campur. Maaf, Satou-san."

"Tidak, aku benar-benar tak keberatan..."

"Hei Yousuke-kun, aku ingin tahu tentang keduanya juga jadi bukankah kencan ganda itu bagus?"

Entah kenapa, Karuizawa mengatakan hal seperti itu.

"Kencan ganda?"

Hirata dan aku berbagi pandangan pada usulan yang tak terduga.

"Itu benar, aku dan Hirata-kun. Dan Satou-san dan Ayanokouji-kun akan berkencan bersama. Bukankah itu terdengar menarik? Aku pikir itu tak terlalu buruk bagi kita berempat untuk berkencan sesekali seperti ini."

Jika kami telah menyiapkan ini sebelumnya akan menjadi masalah yang berbeda, tapi pada hari ini, pada tahap ini, mengusulkan kencan ganda pasti akan membuatku bingung.

Bahkan rencana untuk hari yang telah kuatur akan berubah secara besar-besaran, jika tak runtuh langsung. Tak sesederhana itu untuk menyatukan mereka.

Dari ekspresi Hirata, aku juga bisa melihat bahwa dia bersama kekhawatiranku. Di sisi lain, terhadap usulan yang tiba-tiba itu, Satou tak menunjukkan tanda-tanda terkejut.

"Tapi bukankah itu sulit? Kurasa kalian berdua mungkin memiliki rencana yang berbeda juga."

Hirata dengan lembut memberitahunya tentang fakta itu, tapi itu sepertinya tak memiliki efek pada Karuizawa.

"Satou-san juga memberitahuku itu sepertinya menarik, kan?"

"Ya, sepertinya menarik."

Tampaknya mereka berdua sudah memiliki pembicaraan panjang, berlarut-larut sebelumnya tentang kencan ganda. Tapi terlepas dari yang mana yang mengusulkan ide itu, ini adalah ide yang sedikit agresif.

"Bagaimana kalau kita menyimpannya untuk lain kali? Kupikir akan lebih baik untuk menghabiskan hari secara terpisah untuk hari ini. Jika kita akan mengadakan kencan ganda, akan lebih baik untuk melakukannya setelah kita mempersiapkannya dengan tepat, dengan cara itu seharusnya tak ada masalah juga."

Perhatian alami, atau lebih seperti rasa takut datang dari Hirata seperti itu.

"Itu mungkin benar tapi bukankah fakta bahwa kita tak tahu apa yang mungkin terjadi juga terdengar menarik?"

Karuizawa sepertinya sudah mengatur pada kencan ganda saat dia membalas seperti itu dengan tegang. Tak seperti kami berdua yang merasa tak nyaman dengan kurangnya perencanaan itu semua, Karuizawa tampaknya sudah menemukan kegembiraan dalam perkembangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mungkin karena kencannya dengan Hirata itu seperti rutin baginya bahwa dia mencari rangsangan dalam hal ini? Kupikir aku mungkin bisa dengan jujur menerimanya jika ini adalah insiden yang terjadi sama sekali tak ada hubungannya denganku, tapi aku bertanya-tanya sekarang.

Jika aku, yang tahu segalanya tentang Karuizawa, harus mengambil tindakan di sisinya, apakah kita bisa menikmati situasi tak menentu yang menunggu kita, adalah sesuatu yang masih dipertanyakan.

Tapi meski begitu, selain itu aku masih tak bisa memikirkan alasan dia akan mengusulkan kencan ganda.

"Sebagai catatan, ini Natal."

Hirata yang menatapku seolah-olah dia akan menjadi masalah, memiliki ekspresi bermasalah di wajahnya. Melihatnya, Karuizawa langsung bertanya apakah itu akan menjadi 'Ya' atau 'Tidak'.

"Hirata-kun menentangnya?"

"Aku baik-baik saja dengan itu sendiri. Bukankah itu hanya untuk Satou-san dan Ayanokouji-kun?"

Tak tahu apa pendapat kami tentang itu, Hirata tak punya pilihan selain menjawab seperti itu.

Menuju Karuizawa yang memperoleh izin Hirata, Satou mengarahkan pandangannya ke arahnya seolah bertanya apakah itu terlalu merepotkan. Aku bertanya-tanya bagaimana Satou, siapa yang penting di sini, yang menerima soal kencan ganda ini.

"Mungkin ini tiba-tiba tapi aku ingin mencobanya.........seperti itu."

Sungguh, ini adalah perkembangan yang mendadak.

Tapi Satou menerima situasi ini dan menyuarakan persetujuannya. Mungkin Satou tak bisa menolak usulan dari Karuizawa, yang berdiri di atas kasta sekolah di Kelas D.

Atau begitulah yang kupikirkan, tapi itu tak menjadi masalah.

"Bagaimana dengan itu, Ayanokouji-kun?"

Dari Hirata ke Karuizawa, dari Karuizawa ke Satou dan sekarang dari Satou ke aku.

Baton telah berlalu. Itu tak bisa dengan sembarangan menghentikannya. Aku harus hati-hati menerimanya.

"Benar....."

Jangan langsung balas, pikirkan.

Aku sudah cukup kesulitan keluar untuk bermain sendiri dengan seorang gadis, kencan ganda adalah sesuatu yang lain. Itu tak banyak tapi untuk amatir yang tak berpengalaman ini adalah acara dengan terlalu banyak tanggung jawab.

Namun, hanya mengatakan kepada mereka bahwa aku lebih suka tak melakukan kencan ganda jadi tolong berhenti adalah rintangan yang terlalu tinggi bagiku.

Ketika semua orang di lingkungan seseorang berada dalam sinkronisasi sempurna, untuk meningkatkan satu-satunya keberatan adalah tugas yang paling sulit. Jika yang ada di peran utama hari ini, Satou, dapat dengan mudah menerimanya, maka aku juga tak akan keberatan.

Kurasa itu juga baik untuk pergi bersama dengan 'itu menarik karena aku tak tahu apa yang akan terjadi' hal yang Karuizawa bicarakan. Hanya saja, masih ada masalah meski begitu.

Dari awal, kami akan menonton film dari sekarang, jadi aku bertanya-tanya apakah kencan ganda tiba-tiba akan menjadi mungkin atau tidak. Itu pertanyaan yang jelas. Bahkan jika kita bergerak untuk mengamankan kursi dengan tergesa-gesa, berbaris untuk itu sekarang hampir mustahil. Atau bisa jadi ini juga, adalah salah satu hal yang 'menarik'.

Kesan bahwa kita telah melenceng dari tujuan awal dari 'kencan', tapi melihatnya dari perspektif yang berbeda, tak dapat dikatakan bahwa kencan ganda hanyalah hal yang buruk. Jika aku sendirian dengan Satou dan asyik mengobrol, aku bisa memprediksi bahwa akan ada saat-saat di mana suasana canggung akan datang mengalir masuk.

Tapi jika Hirata dan Karuizawa ada di sana juga, mereka akan dapat menghubungkan topik diskusi dengan baik.

Dan selain itu, Haruka memang mengatakan dia akan menyeret Airi bersama dan berjalan-jalan untuk memastikan kita tak saling bertemu tapi meskipun demikian, insiden yang tak terduga mungkin masih terjadi.

Pada kesempatan seperti itu, daripada melihatku bermain sendirian bersama dengan Satou, tentu saja akan terlihat lebih baik jika dia melihat kami berempat melakukannya bersama.

Ngomong-ngomong, jika atmosfir ini tak membiarkanku menolak, aku seharusnya berpikir seperti itu.

"Jika kalian bertiga baik-baik saja dengan itu, aku tak punya keberatan khusus."

Tak ingin membuat mereka menunggu, karena aku menjawab dengan 'Ya'. Karuizawa segera bertindak.

"Maka sudah diputuskan. Ke mana kalian berdua tuju dari sekarang?"

Dengan mudah memastikan waktunya, Karuizawa mulai dengan paksa menarik kita bersama saat dia mulai melangkah maju. Menuju itu, Satou tampak agak tenang, memberikan perasaan santai.

Mungkinkah Satou juga gugup, dan ingin sendirian dengan hanya kita berdua? Semoga saja acara yang tiba-tiba muncul ini akan membawa hasil.

"Umm kau lihat, Ayanokouji-kun dan aku berencana menonton film dari sekarang."

Satou memberitahu mereka isi kencan kami saat menggunakan ponselnya dan melakukan pertemuan persiapan dengan Karuizawa.

"Film yang mulai diputar hari ini? Kalau begitu, kita benar-benar beruntung. Kami juga berencana akan melihatnya. Uwa, di atas itu bahkan waktu pemutarannya sama. Luar biasa, luar biasa!"

Menuju kebetulan ini, mereka berdua terlihat bersemangat.

Namun ekspresi Satou tampaknya sedikit kaku atau agak canggung.

"Kebetulan sekali, Ayanokouji-kun?"

"Tampaknya."

Melihat film yang sama pada saat yang sama juga sepertinya menjadi kejutan bagi Hirata. Meskipun ini adalah hari pertama pemutaran film, untuk benar-benar tumpang tindih sejauh ini benar-benar beruntung.

"Bahkan jika kita akan melihatnya bersama-sama, karena ini film, apa yang kita lakukan tentang kursi? Kita tak bisa mengubahnya, kan?"

Aku bertanya kepada mereka berdua di mana kursi mereka akan berada. Mari kita lihat apakah kebetulan terus menumpuk atau tidak. Karuizawa memeriksa ponselnya untuk konfirmasi.

"Bagaimana, Karuizawa-san?"

Satou mengintip di ponsel Karuizawa dan memeriksa posisi duduk mereka.

"Kursi kami terpisah, ya. Yah, aku rasa itu tak bisa membantu---"

Karuizawa menunjukkan Hirata kursi. Posisi kami benar-benar berbeda. Tampaknya kebetulan tak berjalan sejauh ini, tapi posisi kursi kami benar-benar terpisah.

"Kalau begitu, ayo kita pergi, Ayanokouji-kun!"

Satou terlihat sederhana dan gugup ketika bertemu tapi setelah bertemu dengan Karuizawa dan Hirata, dia tampaknya telah kembali ke sikapnya yang biasa ketika dia menempel di dekatku dan mulai berjalan.

".....terlalu dekat."

Aku membisikkan itu tanpa berpikir dengan suara yang terlalu rendah untuk didengar siapa pun.

Setelah menjadi kencan ganda, kami berempat berjalan menuju bioskop. Kami berempat, berbaris berdampingan, berjalan menuju bagian dalam mal. Dari tepi itu adalah aku, lalu Satou, dan di sampingnya adalah Karuizawa, dan yang terjauh di ujung satunya adalah Hirata.

"Heh....kalian berdua terlihat bagus kan?"

Melihat kami berdua berjalan dengan intim, Karuizawa membisikkan itu.

"B-Benarkah?"

"Tak peduli bagaimana kau melihatnya, kalian terlihat seperti pasangan yang merayakan Natal bersama, semacam perasaan itu?"

"Hehehe. Bukankah itu memalukan, Ayanokouji-kun? Mereka bilang kita terlihat seperti pasangan."

".....Aku rasa begitu."

Kukira aku tak dapat menyangkal bahwa ini adalah situasi yang membuatnya menjadi kasus. Selama kita berkencan pada Natal, itu tak dapat membantu bahkan jika kita kurang lebih menceritakan hal itu.

"Tapi tetap saja, kalian berdua benar-benar tak pacaran satu sama lain? Mungkinkah kebenarannya adalah kalian sudah pacaran~"

"T-Tidak. Sama sekali tidak. Kami masih tidak dalam hubungan seperti itu!"

"Benarkah? Jika kamu menyembunyikan sesuatu sebaiknya kamu katakan padaku sekarang, ok?"

Daripada bertanya hanya karena penasaran dia jelas mengolok-olok kami. Hanya saja, aku tak bisa melihat tanda-tanda Satou tak menyukainya dari lubuk hatinya atau sedang terganggu olehnya.

Jika aku harus mengatakannya, dia bahkan tampaknya senang karena diejek oleh Karuizawa seperti itu. Itu tampak aneh, atau lebih tepatnya, itu sedikit tak bisa dimengerti dan aku akhirnya menjadi bingung karenanya.

Namun, setelah segera menggantinya dengan diriku sendiri, aku berhasil mencapai suatu pemahaman tertentu.

Misalnya, bahkan jika aku, kebetulan, akhirnya berkencan dengan seorang gadis idola dari sekolah ini, jika seorang teman kebetulan mendapati atas pemandangan itu dan bertanya apakah dia adalah pacarku? Jika aku digoda seperti itu, pada saat yang sama ketika aku merasa malu, aku juga akan merasakan sesuatu yang mirip dengan kompleks superioritas.

Hanya saja, dalam hal ini, ada kebanggaan memiliki status yang jelas sebagai 'idola sekolah' dan apakah atau tidak Satou merasa sesuatu seperti itu terhadapku atau tidak sangat dipertanyakan.

"Ngomong-ngomong, Satou-san, kau belum punya pacar kan?"

"Y-Ya."

Serangan terus-menerus dari Karuizawa tak berakhir, tapi mereka terus datang satu demi satu.

Aku setengah mendengarkan apa yang dia katakan sambil memikirkan bagaimana cara aman melewati kencan ganda yang tak terduga.

Dan untuk beberapa saat lagi, ketika aku menjawab pertanyaan-pertanyaan yang datang dari Karuizawa, waktu yang sukar dipahami berlanjut.......

"Kita akan menikmati ini sendiri, jadi kalian berdua, jangan pedulikan kami, oke?"

Akhirnya, mengatakan itu, Karuizawa berbalik ke arah Hirata.

Jadi setelah mengatakan semua yang dia ingin katakan dia pergi, ya. Tujuan Karuizawa di sini relatif dapat diprediksi tapi meskipun demikian, masih ada banyak aspek yang masih belum kupahami.

Bagaimanapun juga, dalam kencan ganda mulai sekarang, kita akan bertindak sebagai grup tapi pada dasarnya itu masih berarti kita masih harus melakukan percakapan antara kita berdua. Aku tak mengerti aturan tertentu, atau lebih seperti penggambaran, sangat baik tapi katakan saja aku tak keberatan.

Masalahnya dimulai di sini.

Aku tak tahu harus berbicara apa dengan Satou atau jawaban yang benar untuk itu. Bahkan sebagai teman sekelas, aku tak tahu banyak tentang Satou. Selama tak ada waktu yang kumiliki, aku benar-benar berpindah untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentangnya tapi aku hampir tak menerima petunjuk yang berguna darinya.

Dari insiden diatap hingga liburan musim dingin, aku juga tak punya kesempatan untuk berhubungan dengan Satou. Jika aku punya lebih banyak waktu sampai kencannya, aku mungkin bisa sedikit memperbaiki situasi.

Namun, Satou juga harus berada dalam situasi yang sama, meraba-raba situasi. Dia juga harus gugup. Tentu saja, sampai hari sebelumnya, aku kurang lebih memikirkan beberapa pertanyaan secara spontan.

'Makanan apa yang kau suka? Apa hobimu?' Hal-hal klise seperti itu. Tapi ketika itu benar-benar turun ke sana, mereka agak sulit untuk bertanya.

'Uwa, orang ini melakukan persis seperti yang dikatakan petunjuk di internet'. hanya saja aku tak ingin dianggap seperti itu.

Saat aku memikirkan topik itu, mungkin dia menyadari keheninganku, tapi untuk sesaat Karuizawa memandangiku.

Dan tatapan kami bertemu hanya di bawah satu detik.

'Kamu agak pendiam. Bukankah sulit untuk tetap memainkan peran yang tenang?'

'Bukannya aku akting atau apapun. Aku tak terbiasa berkencan, aku hanya tak mengerti gaya hidup mereka yang memiliki topik untuk dibicarakan.'

Interaksi seperti itu dipertukarkan di antara kita hanya dengan tatapan kita sendiri.

Tentu saja, aku hanya membayangkan kata-kata Karuizawa seperti itu. Dan ketika aku terus selamanya tanpa mengucapkan sepatah kata........

"Satou-san, bukankah hanya Ayanokouji-kun yang tak tahu apa yang harus dibicarakan?"

Seakan memecah keheningan, satu panah yang dilepaskan oleh Karuizawa terbang ke arah kami.

Tampaknya hampir semua yang kubayangkan sebelumnya adalah akurat. Menuju itu, Satou menunjukkan ekspresi santai saat dia memulai percakapan.

"Hei, Ayanokouji-kun, apa kau kebetulan suka idola?"

Sepertinya Satou juga memikirkan berbagai topik dan dia menanyakan itu padaku. Bola yang melonjak, terlempar, terbang menuju posisi yang mudah ditangkap.

Gambar 7

"Idol, aku sejujurnya tak terlalu akrab dengan itu.....Aku tak memiliki apapun yang aku suka atau tak kusuka. Apakah kau menyukai mereka, Satou?"

"Aku juga menyukai mereka, aku juga suka idola yang keren, tapi kurasa yang paling panas saat ini adalah grup idola perempuan. Apakah kau tak mendengarnya? Ada sekitar 50 dari mereka."

"Ya, aku melihat mereka di TV setiap hari. Kelompok dengan lagu yang mencolok dan menari kan?"

"Ya, ya. Aku benar-benar suka mereka, kau lihat. Mereka juga punya banyak lagu bagus juga."

"Hmm......."

Aku kewalahan oleh Satou yang dengan paksa melakukan serangan seperti itu.

"Aku bisa terutama merekomendasikan lagu debut mereka jadi coba dengarkan. Lain kali, aku akan meminjamkan CD."

"Terima kasih."

Setelah menjawabnya, aku sadar aku telah melakukan kesalahan dalam percakapan kami yang bolak-balik.

Percakapan kami secara alami telah menjadi kering. Jika aku hanya membalas dengan 'Aha!', Itu sama saja dengan membiarkannya melempar bola padaku. Bola yang kuterima, secara alami harus dikembalikan oleh siapa pun selain aku.

"Lagu apa yang biasanya kau dengarkan?"

Sekali lagi, terlepas dari apakah dia menyadari kesulitanku atau tidak, Satou sekali lagi melemparkan bola padaku.

Menuju bola ini yang dikenal sebagai topik diskusi yang dilemparkan padaku, aku akan berusaha mengembalikan itu padanya kali ini.

Jadi jenis lagu apa yang biasanya kudengarkan, ya? Ini sangat sederhana dan topik yang mudah dijawab.

Atau kupikir begitu. Namun, lagu yang muncul di benakku tersangkut di tenggorokanku. Jika aku dengan jujur membuka tentang minatku, apa yang akan terjadi?

Jika aku mengeluarkan Beethoven dan Mozart di sini, maka itu pasti keluar. Namun demikian, menjawab dengan musik penyembuhan seperti suara hujan dan nyanyian burung, juga akan menjadi kesalahan.

Dengan kata lain apa minatku, akan menjadi sesuatu yang diabaikan dalam hal pertanyaan ini. Jawaban yang dia harapkan mungkin akan menjadi musisi terkenal atau grup idola, pada dasarnya lagu modern. Aku harus menjawab dengan sesuatu ke arah yang diinginkan Satou.

".......tahun ini, ada film populer ini, kan? Anime?"

"Ahh ya, ya. Film romantis itu kan? Aku benar-benar tersentuh olehnya---."

"Grup yang membawakan lagu tema, sesuatu seperti itu, aku telah mendengarkan sesuatu seperti itu baru-baru ini."

Meskipun aku tak begitu ingat nama grup itu, aku sudah mendengarkan lagu itu berkali-kali. Menggunakan itu sebagai petunjuk, aku melanjutkan percakapan kami.

"Ahh---! Aku mengerti! Aku benar-benar mengerti! Aku juga sangat menyukainya!"

Sepertinya aku berhasil mengembalikan bola dengan benar, karena Satou menangkap bola seolah-olah sedang merayakan. Hanya saja, karena topik diskusi ini semakin dalam, ia mulai tercerai berai. Aku harus mengatasi itu dengan benar.

"Kau sangat berpengetahuan."

"Benarkah? Kupikir itu cukup normal."

Tampaknya makhluk yang dikenal sebagai gadis, ketika datang ke hal-hal seperti ini, mereka jauh lebih luas dari yang kuduga.

Aku pernah mendengar sekali bahwa pembagian peran antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang sudah ada sejak zaman primitif telah sangat meresap ke jalannya era modern tapi ini mungkin hanya menjadi contoh itu.

Tampaknya perempuan benar-benar telah memoles keterampilan komunikasi mereka.

"Kau tak berpartisipasi dalam aktivitas klub sekarang, kan? Apakah kau bagian dari klub atletik sebelumnya?"

Topik diskusi berubah menjadi klub.

Mengapa berakhir seperti ini, adalah hal yang cukup mudah dimengerti. Itu mungkin terkait dengan estafet yang kuikuti selama festival olahraga.

"Tidak, aku tak pernah menjadi bagian dari klub manapun sebelumnya."

"Benarkah? Meskipun itu masalahnya, untuk berpikir kau secepat itu, bukankah itu luar biasa? Maksudku, kau bahkan lebih cepat daripada ketua OSIS!"

Saat aku mengatakan padanya bahwa aku selalu menjadi bagian dari klub pulang ke rumah, entah kenapa Satou menjadi bersemangat seolah-olah dia terkesan.

Mungkin kegembiraan Satou terlalu mencolok tapi Karuizawa melihat ke samping dan memotong dengan satu kalimat.

"Bukankah hanya ketua OSIS yang terlalu lambat? Membuat kita berpikir dia benar-benar cepat dan sebenarnya itu hanya pertarungan antara dua orang lamban?"

"Aku benar-benar tak berpikir itu yang terjadi, Karuizawa-san. Keduanya berlari sangat cepat."

"Hmm, sulit untuk percaya meskipun tiba-tiba. Ayanokouji-kun sepertinya juga lemah dalam bertarung. Dan selain itu, ia secara mengejutkan tampak seperti orang yang dingin, atau lebih tepatnya, bahkan jika seseorang yang berharga baginya tumbang karena flu, dia tak tampak seperti tipe yang bahkan memberikan mereka kunjungan~."

Membawa masalah perkelahian dari aliran yang sama sekali tak berhubungan, aku bisa merasakan sarkasme dikemas di sana. Dan aku menyadari bahwa penyebab utama dari serangan bohongan hari ini di sana.

Karuizawa, yang tubuhnya berulang kali didinginkan di atap itu oleh tindakan Ryuuen dan mungkin kesehatannya menurun, tampaknya menyimpan dendam terhadapku karena tak mengkhawatirkannya.

Mungkinkah kencan ganda yang ia usulkan juga, adalah usahanya untuk menyabotase tindakanku dan mengalihkan perhatianku.

"Aku tak melihatnya seperti itu. Kurasa Ayanokouji-kun benar-benar orang yang baik."

"Ehh---? Benarkah---?"

"Aku juga berpikir Ayanokouji-kun adalah orang baik."

"Uwa, hampir seperti aku penjahat di sini."

Meskipun dia mengatakan bahwa ia tak puas, Karuizawa selalu menonjol sebagai pusat percakapan setiap saat.

Aku bisa melihat bahwa dia menindaklanjuti Satou sementara juga menindasku. Dan dari aliran itu, aku mengerti bahwa tujuannya adalah untuk membuatku dan Satou menjadi pasangan.

"U-Umm, kau paham? Umm, apakah......"

Sebelum aku menyadarinya, Satou kehilangan senyumannya.

Kupikir dia telah dimatikan oleh kurangnya diskusi yang datang dariku tapi itu tak menjadi masalah. Rasanya lebih seperti dia mencoba mengatakan sesuatu namun tak bisa mengutarakan dengan kata-kata.

Tetap diam untuk sementara waktu, aku mengamati sikap Satou tapi tak ada kata-kata yang diikuti darinya.

"Umm, hei. Apakah ada yang ingin kau tanyakan padaku?"

Mengatakan itu, dia menyerahkan kendali pembicaraan kepadaku.

Memang benar sejak beberapa waktu yang lalu, topik pembicaraan hanya berkisar padaku. Aku mungkin harus memulai percakapan yang berputar di sekitar Satou di sini.

"Jika kau mendaftar di sekolah ini, kau tak bisa menghubungi yang di luar kan? Apakah kau pernah bermasalah dengan itu?"

Saat aku mencoba mengajukan pertanyaan yang tak biasa seperti itu, Satou mulai memikirkannya dengan serius.

"Itu benar......aku merasa ada berbagai masalah seperti itu....."

Setelah berpikir, Satou menyuarakan apa yang mungkin dianggap sebagai masalah khusus dari banyak orang.

"Semasa SMP, aku membeli kucing yang kulihat. Sekarang kupikir ibuku yang mengurusnya untukku tapi tak bisa melihat kucingku mungkin adalah hal tersulit bagiku."

Meningkatkan jarak dengan keluarga seseorang, mungkin memang menjadi jawaban umum untuk itu. Tak bisa melihat hewan peliharaan yang kau cintai mungkin hampir secara mental setara dengan orang tua yang tak diizinkan untuk melihat anak mereka.

"Tak bisa melihatnya selama 3 tahun tentu terdengar sulit."

"Apakah Ayanokouji-kun juga membeli hewan peliharaan atau sesuatu?"

"Ahh, aku ingin membeli anjing dan cukup tertarik melakukannya tapi orang tuaku melarangnya."

Memang benar aku tertarik untuk melakukannya, jadi aku hanya menjawab seperti itu.

"Aku mengerti. Berbicara tentang anjing, beberapa hari yang lalu aku melihat anjing kecil di kampus." Satou mengatakan itu.

"Ehh, benarkah?"

Karuizawa, yang mengatakan bahwa dia dan Hirata akan menikmati diri mereka sendiri jadi jangan pedulikan mereka, karena suatu alasan sekali lagi bergabung dalam percakapan dengan Satou. Sepertinya dia benar-benar mendengarkan percakapan kita.

"Ya, di atas itu sepertinya itu adalah anjing peliharaan seseorang. Itu benar-benar lucu---"

"Karena para siswa tak bisa membeli hewan peliharaan itu mungkin milik orang dewasa, kurasa. Salah satu karyawan atau guru."

Karena tak mungkin berkeliaran di kampus sendiri, Hirata mengatakan itu. Memang, jika kau memikirkannya, ia ada benarnya.

"Seekor kucing kedengarannya bagus. Ini akan menjadi yang terbaik jika kita bisa menyimpannya di asrama."

"Aku juga setuju. Akan lebih bagus kalau kita punya toko hewan peliharaan di sini---"

"Lebih seperti mengapa kita tak bisa memilikinya dari awal?"

"Ya, itu benar---. Meskipun mereka menjual berbagai barang di sini, tak termasuk hewan peliharaan entah bagaimana tak bisa diterima, kan?"

Kedua gadis itu menunjukkan kegembiraan dalam berbicara tentang hewan peliharaan, sementara dua anak laki-laki dibiarkan menggantung.

Memang hewan peliharaan bisa menyembuhkan, tapi menyimpannya di asrama akan menyebabkan beberapa masalah yang muncul. Jika diasumsikan adalah membiarkan satu orang membeli masing-masing satu hewan peliharaan, ada kemungkinan ratusan hewan akan disimpan di asrama. Dan saat meninggalkan mereka selama setengah hari ketika pergi ke sekolah, banyak masalah akan muncul di semua kamar itu.

Tak dapat dihindari, seseorang tak bisa tak menerima kenyataan bahwa hewan peliharaan tak dapat disimpan tapi tampaknya itu tak akan mengarah pada ide itu. Alasan logis, hal-hal seperti itu bahkan tak akan masuk ke pikiran mereka. Lucu atau tak biasa. Apakah mereka mau atau tidak, itulah satu-satunya kesimpulan yang dihasilkan oleh percakapan mereka.

".......sungguh pemikiran yang tak penting."

Aku sedang memikirkan sesuatu yang sangat membosankan. Bahkan aku sangat menyadari fakta itu.

Sekarang apa yang dibutuhkan di sini bukanlah jenis pembicaraan yang realistis. Orang tak akan bisa membeli hewan peliharaan. Bahkan jika aku mengoceh tentang fakta itu, aku hanya akan merusak ini.

"Aku ingin membeli kelinci. Perkerkembang biakan mereka cukup mudah dan mereka kelihatannya cukup jinak."

Sejujurnya mengikuti arus percakapan gadis-gadis itu, Hirata mengatakan itu. Dan kedua gadis itu setuju dengan senyum. Aku yakin seorang pria yang mampu membawa percakapan seperti ini akan menjadi populer.

Sebelum aku menyadarinya, topik hewan peliharaan berakhir dan waktunya tiba untuk mencari topik diskusi baru. Saat aku memikirkan ini dan itu bertanya-tanya apa yang harus dilakukan, pandanganku bertemu dengan Satou.

"H-Hei Ayanokouji-kun. Umm kau lihat......."

Satou telah mendapatkan kembali sikapnya yang biasa sampai sekarang tapi tampaknya sekarang, tiba-tiba, kata-kata itu kembali menempel padanya.

Sepertinya setiap kali Satou memiliki sesuatu yang benar-benar ingin dia tanyakan, kegugupannya mencapai puncaknya. Apakah ini adalah sesuatu yang hanya terjadi ketika lawan jenis terlibat, atau apakah ini adalah bagaimana dia biasanya bertindak tak diketahui.

Namun, dia tampaknya menguatkan tekadnya dan dengan cepat mengucapkan kata-katanya......tapi kemudian menutup mulutnya lagi. Itu mungkin sesuatu yang lebih sulit untuk ditanyakan daripada pertanyaan sebelumnya.

"Gadis seperti apa yang disukai Ayanokouji?"

Sebelum kata-kata Satou keluar, Karuizawa di sampingnya menanyakan pertanyaan itu padaku.

"A-Aku juga ingin mendengar tentang itu."

Satou setuju juga seolah-olah mengikuti itu.

Satou tak mengeluh tentang pertanyaannya terganggu. Aku bertanya-tanya apakah kebetulan, dia akan melemparkan pertanyaan yang sama padaku.

Mungkinkah kencan ganda ini bukan hanya kebetulan belaka? Mulai terlihat seperti itu. Aku secara samar merasakannya sejak awal tapi tampaknya aku harus mengartikan ini sebagai sesuatu yang diatur.

Bagaimanapun, aku harus menjawab pertanyaan itu. Tipe cewekku, ya?

"........itu agak sulit untuk dijawab."

Satou, yang menatapku dengan mata berkilauan dan Karuizawa yang menatapku. Dan Hirata, yang menatapku, tampak terhibur. Itu adalah penampilan ketiga individu itu.

"Tipe genki......seseorang seperti itu?"

Itu adalah kata yang dengan sungguh-sungguh harus kuperas sendiri tapi mendengarnya sekarang sebagai preferensiku, kedengarannya meragukan. Karena ada banyak gadis yang bisa dianggap tipe genki (ceria), Aku memilih kata itu dengan maksud tak ada kerusakan di sini tapi itu tak berjalan seperti yang kuduga.

"Mengejutkan. Aku tak berpikir Ayanokouji-kun akan antusias ke gadis seperti itu."

Mungkinkah, Satou dan Karuizawa bukan tipe gadis genki? Aku bisa mengatakan mereka bukan tipe Horikita tapi Kushida dan Ichinose juga adalah tipe genki......benarkan?

"Mungkinkah Ayanokouji-kun berpikir hanya ada dua tipe cewek, tipe genki dan tipe pendiam?

Itu tak bisa seperti itu, pernyataan yang begitu tajam datang dari Karuizawa.

"Apakah itu benar?"

"Tidak, itu tak benar. Aku tipe yang relatif pendiam jadi sebaliknya, aku pikir aku akan menghargai seorang gadis yang akan menarikku lebih baik. Jika aku telah membuat kesalahan dalam mengekspresikannya melalui kata-kata maka aku akan memperbaikinya."

Aku menjawab seperti itu tapi aku merasa itu tak disampaikan dengan baik kepada Satou dan yang lainnya.

"Lalu, apa antara kau dan Horikita-san?"

Itu benar-benar tak berhubungan kan? Aku ingin mengatakan itu tapi ekspresi Satou jelas berubah.

Dan terhadap Satou, yang merasa sulit untuk bertanya, aku harus menganggap ini berarti Karuizawa yang memintaku ini di tempatnya.

Tak banyak siswa di kelas kami yang benar-benar tahu hubungan antara aku dan Horikita tapi para siswa yang memahaminya dengan benar adalah Karuizawa, Fakta bahwa pertanyaan seperti itu muncul adalah tak wajar.

Tak diragukan lagi ini demi Satou. Jika Satou serius dalam memiliki rasa cinta terhadapku sebagai anggota lawan jenisnya maka dia mungkin telah membuka tentang itu pada Karuizawa dan aku bisa melihat rute yang menuju ke kencan ganda.

Dengan kata lain, untuk tujuan itu, dia meminta Karuizawa untuk menjadi penembak cadangannya, Mungkin mereka mencoba untuk mengisi parit luar melalui mencari berbagai hal.

Aku merasa seperti Karuizawa, sementara tak terlihat, menargetkanku di suatu tempat. Aku tak tahu siapa yang datang dengan kencan ganda yang kita miliki sekarang tapi aku dapat menduga bahwa orang yang datang dengan rincian rencana yang baik adalah Karuizawa.

"Aku tak punya hubungan apa-apa dengan Horikita. Faktanya, bahkan saat Natal kita akan melakukan urusan kita sendiri."

Kenyataan bahwa Horikita tak ada di sini sekarang adalah di atas segalanya, buktinya. Aku mencoba untuk menarik mereka seperti itu.

"Tapi, hanya karena itu benar bukan berarti bahwa benar-benar tak ada apa-apa antara kalian berdua, kan?

Itu seharusnya sudah cukup, namun Karuizawa terus menggangguku.

"Ada juga pola di mana Ayanokouji-kun tertarik pada Horikita-san, namun dia tak akan memberimu kesempatan dan kau ingin mengajaknya kencan, tapi kau tak memiliki keberanian untuk melakukannya?"

".......tentu saja."

Jika orang menganggapnya serius, itu juga kemungkinan.

"J-Jadi? Apa itu menjengkelkan kalau aku mengajakmu keluar?"

Dengan cemas, seolah mengintip keluar, Satou menatapku.

"Aku sudah memberitahumu sebelumnya, tapi kalau aku benar-benar mengira itu menjengkelkan, aku pasti sudah menolak sebelumnya."

"Aku mengerti. Itu melegakan......!"

"Tapi ada juga itu, kan? Karena gadis yang kau sukai tak memberimu kesempatan, ada anak laki-laki yang suka menjaga jaminan. Seorang gadis yang mereka simpan sebagai cadangan untuk jaga-jaga mereka tak bisa keluar dengan orang yang benar-benar mereka sukai, sesuatu seperti itu."

Sebuah pertanyaan dengki seperti itu dilemparkan padaku dari Karuizawa, apakah dia benar-benar melihat seseorang yang mampu melakukan hal seperti itu di sini? Bahkan jika aku menanyakan itu padanya, itu akan berakhir jika dia menjawab bahwa dia melakukannya.

Bisa jadi Karuizawa menggangguku seperti ini demi Satou, seperti menyelam ke sungai Nil dengan buaya berenang di dalamnya.

"Apakah aku benar-benar terlihat seperti seseorang yang mampu melakukan hal seperti itu?"

"Ya, ya?"

"..........oi"

Meskipun aku tahu itu, aku mencoba menyelam dan aku berhasil mengunyahnya.

"Cinta sejatimu adalah Horikita-san tapi kau menyimpan Satou-san sebagai jaminan dan bermain-main dengannya, kemungkinan itu juga ada di sana?"

Dia tak lagi mencoba untuk mengangkat Satou, sepertinya Karuizawa lebih berusaha menjatuhkanku sebagai gantinya.

Mungkinkah dia tak mencoba untuk membuat hal-hal bekerja di antara aku dan Satou, tapi lebih suka mencoba untuk menunjukkan Satou bahwa orang sepertiku tak cocok untuknya.

"Aku tak berpikir Ayanokouji-kun adalah tipe orang yang akan melakukan hal seperti itu..."

Menuju pernyataan kasar dari Karuizawa, Satou keberatan.

"Benar, Ayanokouji-kun?"

"Aku tak begitu bagaimanapun juga."

Aku berhasil melarikan diri dari serangan sengit Karuizawa, tepat ketika aku memikirkan itu, serangan ketiga datang.

"Tapi kau tahu, Ayanokouji-kun akur dengan Kushida-san juga kan?"

"Ehh, benarkah?"

Aku tak menyadarinya, seolah mengatakan bahwa Satou melompat karena terkejut.

"Dalam kasus Kushida, aku akan bilang dia akrab dengan semua orang....."

Ini bukan lagi buaya yang mengunyahku, itu meledak dari air dan melayang ke langit.

"Bukankah kau pikir mayoritas anak laki-laki ingin berkencan dengan Kushida-san?"

"Apakah kau benar-benar berpikir begitu? Hirata?"

Untuk melarikan diri dari buaya itu, aku memutuskan untuk mencari bantuan dari Hirata, jika dia mengerti aku dalam masalah di sini, dia harus mengambil tindakan untuk membantuku dengan baik.

"Memang kupikir Kushida-san sangat populer tapi aku tak berpikir semua orang merasa seperti itu. Dan selain itu, aku tak berpikir Ayanokouji-kun memiliki seseorang yang spesial yang dia rasakan seperti itu, bukan begitu?"

Kau benar sekali, Hirata. Kau menjawab 100% dengan cara yang kuharapkan. Pada saat yang sama ketika menyelesaikan kesalahpahaman tentang Kushida ini, itu juga akan menyelesaikan masalah selain itu juga.

"Jika Yousuke-kun mengatakan demikian, aku yakin itu pasti keadaannya."

Meskipun dia masih terlihat tak puas, Karuizawa berhenti.

Kata-kata Hirata membawa beban misterius kepada mereka dan itu bukanlah sesuatu yang terlalu dikesampingkan. Jika itu Satou, dia akan merasakan ini lebih kuat.

Bagus, Hirata, Luar Biasa, Hirata, Maju, maju, Hirata.

"Hei, kalian berempat di sana. Apakah kalian punya waktu?"

Ketika kami berempat mendekati gedung bioskop, sebuah suara memanggil kami dari belakang, sementara kami masing-masing berbalik untuk melihat.

"Kau Ayanokouji, bukan?"

".......ya itu aku."

“Dan siapakah kau?” Kata-kata itu kutarik kembali ke tenggorokanku.

Kilatan tajam di matanya, dan dengan kesegaran tentangnya, aku akrab dengan pria ini.

Tak ada satu pun siswa di sekolah ini yang tak mengenalnya.

Tahun kedua Kelas A Nagumo Miyabi.

Dan di samping Nagumo ada beberapa siswa pria dan wanita yang mungkin adalah teman-temannya, Sekretaris Mizowaki dan Tonokawa, dan juga Wakil Presiden Kiriyama, dan juga anggota perempuan dari OSIS.

Dan kemudian, satu-satunya dari antara tahun pertama yang namanya berhasil masuk ke OSIS. Sosok gadis itu juga ada di sana. Tahun pertama Kelas B Ichinose Honami.

Dia tak sembarangan muncul dari antara barisan, dan ketika tatapan kami sebentar bertemu, dia hanya tersenyum sebagai jawaban. Anggota OSIS lain selain Ichinose tak memperhatikanku, dan melanjutkan percakapan mereka.

Tapi, penampilan luar biasa dari beberapa siswa senior, suasana tempat ini menjadi berat.

"Kamu tahun pertama kan? Teman Miyabi?"

Sebagian besar siswa senior tak memperhatikan kami, tapi seorang gadis melirik kami.

Beberapa waktu yang lalu, ketika aku melewati murid senior ini di jalan, dia telah menjatuhkan jimatnya, tapi meskipun demikian, tak mungkin dia tahu tentangku.

"Aku tak pernah berbicara dengannya sebelumnya. Kau tak ingat? Dia adalah murid yang bertarung melawan Horikita-senpai di lari estafet di festival olahraga."

"Ahh---. Aku pikir aku ingat kau dari suatu tempat.....jadi itu sejak saat itu."

"Bagaimana kalau kita ngobrol? Kau punya waktu kan?

Aku akhirnya dipanggil oleh Nagumo seperti itu.

Saat ini, sudah jelas bagi siapa pun bahwa kami berempat sedang bermain. Namun, tak hanya seorang siswa senior tapi juga ketua OSIS yang baru, diundang oleh seseorang seperti dia, seseorang tak dapat dengan kasar menolak.

Menuju insiden tak terduga ini, Satou pucat dan Karuizawa juga tampak sedikit kesal.

Melihat keduanya seperti itu, Hirata segera melangkah maju. Di antara kita, dia mungkin satu-satunya yang bisa bertatap muka melawan Nagumo.

Tapi meski begitu, 'kami bermain jadi kami tak punya waktu, tolong tinggalkan ini untuk lain kali' dia tak bisa begitu saja mengatakan sesuatu seperti itu juga. Aku ingin tahu bagaimana dia berniat menyelesaikan ini.

"Selamat pagi, Nagumo-senpai."

"Yo, Hirata. Bagaimana kabar sepak bola?"

Nagumo, sebelum mengambil alih jabatan ketua OSIS, telah bergabung dengan klub sepakbola. Sepertinya dia memutuskan untuk memanfaatkan fakta itu untuk memulai percakapan.

"Semua orang melakukan yang terbaik. Lain kali, silakan bergabung dalam latihan kami. Umm, senpai, apakah Ayanokouji-kun melakukan sesuatu?"

Terlihat sedikit cemas, Hirata memotongnya seperti itu.

"Hmm? Ahh tidak, bukan itu masalahnya. Tak mungkin aku menindas juniorku, kan? Ini hanya karena penasaran."

Nagumo mengatakan itu sambil tertawa, tapi tawa itu tak sampai ke matanya sama sekali.

Selama aku tak memotong, aliran di sini tak akan berubah sama sekali.

"Apakah kau ada urusan denganku?"

Aku menjawabnya dengan nada yang sedikit kaku.

"Jangan terlalu berhati-hati. Tapi itu tugas yang tak mungkin, kan? Silakan pergi duluan."

Mungkin dia berpikir bahwa kerumunan besar akan menakutiku, tapi Nagumo memberi tahu teman-temannya itu.

"Cepat dan datanglah ok~?"

"Mengerti."

Sepertinya dia tak berniat membiarkan kami pergi, tapi Nagumo membawa rombongannya ke suatu tempat.

Melihat ke belakang mereka, aku bisa menyimpulkan sesuatu.

"Kita akan pergi ke karaoke. Setelah ini, apakah kau ingin bergabung dengan kami?"

"Tidak terima kasih......"

"Aku bercanda. Jika seseorang seperti kau yang bahkan bukan temanku bergabung dengan kami, suasana di sana akan rusak."

Kali ini dia mengejekku.

"Jadi kau adalah murid yang memperhatikan Horikita-senpai...... Aku hanya bermain dengan gosip itu."

"Senpai, apakah kau berbicara tentang waktu itu selama lari estafet?"

Hirata masuk ke percakapan untuk mendukungku.

"Ya, kau juga nonton kan?"

"Ya, karena aku sudah tahu Ayanokouji-kun sangat cepat."

Itu adalah kebohongan yang dibuat oleh Hirata tapi Nagumo tak memiliki cara untuk memastikan kebenaran.

"Tapi selain itu, Ayanokouji-kun tak seharusnya memiliki sesuatu yang menarik perhatian senpai dan yang lainnya."

"Memang dia hanya terlihat seperti murid biasa. Kecuali untuk kecepatan yang kau bicarakan.......huh."

Nagumo, dengan ekspresi tajam di wajahnya, sangat mencengkeram lenganku. Menuju pemandangan tak wajar itu, tentu saja tiga lainnya akan terkejut.

Itu adalah situasi yang berbahaya, itu pasti tampak seperti perkelahian yang akan pecah.

Bahkan Hirata, yang dekat dengan Nagumo, sesaat membeku.

"Ketua Nagumo, wajahmu cukup menakutkan---"

Agar situasinya tak berkembang lebih jauh, Karuizawa tertawa dan mendekati Nagumo.

"Apakah aku menakutimu? Maaf, maaf, aku tak bermaksud begitu."

Nagumo menatap Karuizawa dengan ekspresi tenang.

Tapi dia tak melepaskan lenganku. Lalu dia membalas tatapannya ke arahku.

"Sayangnya, aku tahu semua tentang Horikita-senpai. Jika orang itu telah melihat sesuatu di dalammu, maka sesuatu itu pasti ada."

"Kau benar-benar tahu banyak tentang ketua OSIS."

"'Mantan' ketua OSIS, maksudmu. Aku menantikan ini, Ayanokouji. Setelah lelaki itu lulus, satu tahun yang membosankan menantiku. Untuk memenuhi hasratku, menjadi lawanku, ok?"

Aku tahu bahwa ada berbagai hal yang terjadi antara Horikita yang lebih tua dan Nagumo, tapi baginya untuk terobsesi sampai titik itu meluap dari orang yang bersangkutan dan bahkan mempengaruhiku.

Itu sedikit tak terduga.

Itu karena aku berpikir Nagumo adalah tipe yang akan baik-baik saja selama dia sendiri dan lingkungannya bersenang-senang. Tapi melihat sikap ini, tampaknya itu tak terjadi.

Dia tampaknya sangat mementingkan menunjukkan pada semua orang betapa kuatnya dia, betapa hebatnya dia.

"Kalau begitu ijinkan aku menanyakan satu hal saja."

Saat aku, yang sudah pasif sampai sekarang, menanyakan itu, untuk pertama kalinya Nagumo sedikit tersenyum.

"Saat itu, ketika kau mengambil alih peran ketua OSIS, kau bilang kau akan membuat sekolah ini lebih menarik, dengan semuanya diputuskan oleh kemampuan. Secara khusus, apa yang ingin kau lakukan?"

Setelah sampai sejauh ini, bahkan jika aku menikmati sedikit percakapan, tak ada kerugian padaku secara khusus. Memikirkan itu, aku mencoba bertanya.

"Aku tak tahu ujian apa yang telah kau lakukan selama 1 tahun, tapi mereka semua pasti membosankan, dan sombong. Aku sudah muak dengan ujian seperti itu. Itu benar, ujian khusus berdasarkan game online virtual populer, bukankah menurutmu itu menarik?"

"Game online virtual.......?"

Aku diingatkan untuk beberapa aplikasi yang ku mainkan di ponselmu tapi segera setelah itu, Nagumo tertawa dan mengatakan ini.

"Jangan terlalu serius."

Melepaskan tanganku yang telah dia genggam sepanjang waktu, Nagumo tertawa sekali lagi. Tapi tawa itu tak sampai ke matanya.

"Aku minta maaf karena mengganggu kencanmu. Sampai jumpa."

Mengatakan itu, Nagumo mengikuti teman-temannya dan berjalan menuju karaoke.

Tak lama, keheningan menimpa kami.

"Fuu---. Itu benar-benar terjadi, kan?"

Hirata, yang menepuk dadanya pada kenyataan bahwa tak ada yang terjadi. Sebaliknya, Satou, yang telah pucat dan terdiam sampai sekarang, meledak.

"L-Luar biasa, Ayanokouji-kun! U-Untuk berpikir ketua OSIS berpikir begitu tinggi padamu!"

"Tidak, itu tak terlalu mengesankan."

Aku menjawab seperti itu ketika didorong oleh Satou, yang dalam semangat tinggi.

"Aku tak benar-benar yakin dengan ini, entah bagaimana. Maksudku, satu-satunya hal yang Ayanokouji-kun bisa adalah berlari kan? Yousuke-kun 100 kali lebih hebat. Dia sangat cepat. Dia juga pandai dalam belajar. Jika seseorang harus diperhatikan, itu aneh jika orang itu bukan Yousuke-kun---?"

Benar? Seolah bertanya seperti itu, Karuizawa berbicara kepada Hirata dengan senyuman.

"Aku pikir Hirata-kun luar biasa tapi...tapi, kurasa Ayanokouji-kun tak akan kalah darinya!"

Sementara aku senang bahwa dia dengan bangga mengikutiku seperti itu, aku tak benar-benar memintanya untuk melakukan sejauh itu.

Mengevaluasiku tanpa membuatku menjadi baik atau buruk adalah yang terbaik. Dan lebih dari apapun, mengatakan itu membuat Karuizawa menyela.

"Dia mengatakan dia tak akan kalah tapi, dibandingkan dengan Hirata-kun, bukankah dia sama sekali tak berguna dalam belajar?"

"I-Itu.......dia masih lebih pintar dariku!"

Memang, aku tak akan menyangkal itu, tapi apakah itu baik-baik saja, Satou?

"Bukankah itu hebat, Ayanokouji-kun? Satou-san itu menganggapmu sangat tinggi? Meskipun rasanya kau mendapatkan semua itu hanya dengan berlari cepat?"

"Mungkin."

Aku menerima kata-kata Karuizawa yang sangat kuat yang memujiku...........atau tidak.

Bagaimanapun, aku mengerti bahwa sepanjang hari ini, Karuizawa berencana untuk terus meremehkanku.

* * *

*Pacaran/pergi keluar (bahasa Inggris: going out): Disni Admin menemukan 2 arti tergantung kalimatnya. Jadi Admin sendiri cukup kesulitan mengartikannya, jika ada kesalahan dalam penerjemahan mohon dikoreksi!

*Baton: tongkat kecil di tangan dirigen yang digunakan untuk memberi aba-aba kepada para pemain atau penyanyi yang dipimpinnya. (KBBI)

*Kompleks superioritas (bahasa Inggris: Superiority Complex): Menjadikan seseorang mengira bahwa dirinya lebih baik dan lebih penting dibandingkan dengan orang lain. Dan karenanya, orang itu menjadi besar kepala dan arogan. Terlampau percaya diri. Dan memandang rendah orang lain.

*Preferensi: 1 (hak untuk) didahulukan dan diutamakan daripada yang lain; prioritas; 2 pilihan; kecenderungan; kesukaan. (KBBI)

Contact Form

Name

Email *

Message *