Sunday, July 8, 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Jilid 7.5 Bab 2 Bagian 3


Classroom of the Elite Volume 7.5
Diterjemahkan oleh Ratico

Setelah film berakhir, aku akan pergi tanpa menonton kredit akhir juga. Impian seperti itu yang kubayangkan terlalu cepat hancur berkeping-keping. Itu telah menjadi situasi yang tak terduga.

Aku menunggu dan menunggu tapi pemutaran tak dilanjutkan. Mungkin masalah dengan peralatan terbukti sulit atau hanya saja mereka tak efisien.

Baik Ibuki dan aku merasa sama-sama canggung jadi aku ingin menyelesaikannya.

"Hah."

Desahan tak tahu malu seperti itu datang berulang kali dari Ibuki.

Namun, dalam situasi seperti ini, itu bisa dimengerti untuk menghela nafas. Aku sudah mulai kehilangan minat pada film.

"Ahh---....menurutmu apa yang akan terjadi?"

Tak mampu lagi menahan keheningan ini, aku mencoba memulai percakapan seperti itu.

Karena dia pasti penasaran tentang apa yang akan terjadi juga, Ibuki seharusnya tak meninggalkan tempat duduknya. Jika ini tak terjadi, dia pasti sudah lama pergi.

Atau hanya karena siswa lain tak menunjukkan tanda-tanda pergi, dia juga tak bisa melakukannya?

Namun, Ibuki meletakkan dagunya di tangannya sambil meletakkannya di sandaran tangan yang bersebelahan denganku dan tak menunjukkan tanda-tanda bahkan menatapku.

Aku merasa seolah-olah kaca buram atau kaca yang sangat tebal telah ditempatkan di antara aku dan Ibuki.

Tak perlu dikatakan, sikap Ibuki adalah salah satu sikap yang mengatakan 'Kau menyebalkan jadi jangan bicara padaku'.

Aku berpikir sebanyak itu, tapi mungkin lebih baik jika aku berhenti berbelit-belit di sini. Bahkan sekarang rasanya seolah-olah seekor ular berbisa akan melompat keluar dan menggigit lenganku.

Akibatnya, aku memutuskan untuk tetap diam. Namun, kapan tepatnya pemutaran akan dilanjutkan, aku bertanya-tanya. Meskipun hanya di sana-sini, siswa yang mulai lelah harus menunggu sudah mulai meninggalkan tempat duduk mereka.

Kupikir Ibuki akan mengikuti arus ini dan pergi juga, tapi dia tak menunjukkan tanda-tanda meninggalkan kursinya. Mungkin dia hanya ingin melihat kelanjutan film atau mungkin---

Dalam hal apapun, aku juga ingin menonton film ini sampai akhir dan melihat bagaimana film ini berakhir. Jika aku tak melakukannya, maka arti dari datang ke sini untuk menontonnya akan hilang. Kukira ini adalah waktunya untuk menunjukkan kegigihanku.

Mengaktifkan teleponku, aku memeriksa waktunya.

Sekitar 20 menit telah berlalu sejak pengumuman. Bukan hanya pemutaran ini, sepertinya ini akan memiliki dampak besar pada pemutaran berikutnya juga.

Ketika aku berbalik dan melihat, jumlah pelanggan yang tersisa menurun tajam menjadi hanya beberapa orang, termasuk aku dan Ibuki.

Jika mereka datang untuk menonton film itu sendiri, mereka mungkin akan bertahan, tapi dalam kasus pasangan, mereka tak bisa membiarkan pasangan mereka menunggu. Mereka mungkin tak ingin menghabiskan waktu berharga mereka sendirian dengan kekasih mereka di sini. Aku harus mengartikan ini karena mereka telah pergi jauh sebelum menjadi terlalu membosankan.

".........kau, kau tak akan kembali?"

Saat aku menurunkan pandanganku ke teleponku, Ibuki memanggilku.

Dia telah memalingkan wajahnya dariku hingga aku tak bisa melihat ekspresinya. Sepertinya kecurigaannya terhadap kenyataan bahwa aku tak pergi menyebabkan dia berbicara.

"Aku sudah menonton 80%-nya dan sejujurnya, aku penasaran tentang bagaimana itu akan berakhir. Sudah 20 menit menunggu jadi itu harusnya segera dilanjutkan."

Aku telah bertahan sampai sekarang, jadi akan sia-sia bagiku untuk kembali sekarang. Sebuah teori misterius seperti itu terbentuk di dalam kepalaku.

"Jika ini tentang akhirnya, kau bisa mencarinya di internet dan hasil sebanyak yang kau inginkan akan muncul, kan? Termasuk apakah itu menarik atau tidak."

"Aku tak ingin membaca ulasan yang mencerminkan pendapat orang lain."

Kualitas pekerjaan yang sebenarnya, entah itu baik atau buruk, adalah sesuatu yang tak akan kuketahui kecuali aku menontonnya sendiri.

Tentu saja, itu bisa menjadi indeks referensi yang dapat digunakan untuk memutuskan apakah iya atau tidak untuk menonton film tapi itu tak berarti sesuatu yang dapat digunakan untuk mengevaluasi film. Belum lagi jika 1 atau 2 baris menjelaskan sesuatu yang sama pentingnya dengan klimaks yang dapat memuaskanmu, tak perlu berpikir untuk datang ke bioskop dan menontonnya.

"Aku tak peduli dengan film ini lagi. Aku hanya tak ingin pergi sebelum kau, itu saja."

"Kau cukup terang-terangan."

Sepertinya dia gigih karena alasan yang sama sekali tak terkait dengan film itu sendiri. Namun, sayangnya cukup, Ibuki tak akan memenangkan kontes ini.

Ini hasil imbang. Aku tak berniat meninggalkan tempat dudukku sampai pemutaran kembali. Kukira ini bisa diartikan sebagai keuntungan seorang pria yang tak memiliki rencana untuk malam Natal besok.

Hal yang mengakhiri kontes ini antara kami berdua adalah pengumuman yang menyedihkan.

Itu adalah, fakta bahwa masalah dengan peralatan tak bisa diperbaiki dan pemutaran akan dibatalkan. Juga dijelaskan bahwa proses penggantian kita akan terjadi.

"Aku benar-benar tak beruntung."

Dengan kata lain, jika aku ingin mengetahui akhirnya, aku harus menunggu sampai aku dapat meminjam film dan kemudian meminjamnya atau hanya membaca spoiler di situs ulasan untuk menyelesaikannya.

Meskipun pembatalan pemutaran telah diumumkan, tanpa melihatku, Ibuki masih tak menunjukkan tanda-tanda bergerak. Jadi aku memutuskan untuk meninggalkan bioskop karena urusanku di sini selesai.

* * *

Contact Form

Name

Email *

Message *