Diterjemahkan oleh Ratico
Epilog: Tujuan Panah
Hari ini, Natal.
Siswa yang melakukan aktivitas klub mereka telah meninggalkan sekolah dan sedang dalam perjalanan kembali.
Bahkan jika seseorang melewatiku, itu mungkin adalah seorang guru. Tidak, bahkan itu harus dilihat sebagai sangat tak mungkin. Di sekolah ini tak ada lampu yang bisa dianggap pencahayaan.
"Ini dingin. Apakah mereka belum sampai?"
"Ini sudah seharusnya menjadi waktu yang dijadwalkan."
20 menit telah berlalu sejak waktu pertemuan yang dijanjikan. Dan masih belum ada tanda-tanda siapa pun di sekitarnya.
"Setelah memanggil kita, mereka terlambat? Mereka cukup berani."
"Mungkin, dengan terlambat mereka mencari tahu situasi kita?"
"Ada apa dengan itu? Bukankah itu tak adil? Hanya mengkonfirmasi identitas Kiyotaka seperti itu dan kembali?"
"Mereka mungkin juga ingin melakukan itu, tapi itu agaknya tak mungkin."
Kupikir dengan tingkat kepastian yang adil, mereka akan berhubungan dengan kami.
Namun, aku ingin beberapa bumbu di sini untuk memastikan bahwa 'derajat adil' menjadi benar-benar pasti.
Itu adalah kehadiran Karuizawa di sampingku.
Jika aku kebetulan muncul sendirian di lokasi yang tak populer ini, itu akan memungkinkan mereka untuk memastikan bahwa aku adalah kooperator.
Namun, hari ini adalah hari Natal. Meskipun kecil, masih ada kemungkinan bahwa kita hanya pasangan yang tak ada hubungannya mencoba untuk mendapatkan waktu sendiri, hanya kita berdua, dan kebetulan datang ke sini bersama.
Bahkan jika mereka berpikir untuk menyembunyikan diri dan menghubungiku melalui telepon menggunakan nomor yang tak dikenal, baterai teleponku sudah kosong. Dengan kata lain, jika mereka ingin mengkonfirmasi identitasku, mereka harus langsung memanggilku sendiri.
Saat Karuizawa dan aku berdiri berdampingan di bawah langit yang membeku dan dengan sabar menunggu, seorang siswa mendekati kami. Aku ingat siswa itu.
Saat mata kami bertemu, aku segera mengerti bahwa dia adalah orang yang kuajak bicara di telepon.
Itu hanya tak terduga.......adalah bagaimana aku harus mengatakannya. Dia orang seperti itu.
Itu belum seperti mereka memanggil kita. Ada juga kemungkinan bahwa mereka kebetulan berada di sini sendirian. Tentu saja, kemungkinan yang semakin tak mungkin itu segera ditolak.
"Aku membuatmu menunggu."
"Aku baru saja tiba di sini juga, Wakil Ketua Kiriyama."
Dalam sekejap aku memanggil nama itu, dia tampak terkejut tapi seketika dia melanjutkan ekspresinya yang serius.
Pertama mari kita lihat sikap yang akan diambil pihak lain.
"Sepertinya kau sudah mengumpulkan informasi tentang OSIS sampai batas tertentu. Jika kuingat namamu adalah.......Ayanokouji kan?"
Itu tak aneh bahkan jika Kiriyama, yang berada di samping Nagumo selama percakapan kami dengannya hari ini, kebetulan mengingat namaku.
"Aku tak pernah menduga bahwa orang yang membawa taringnya ke arah Ketua Nagumo akan menjadi Wakil Presidennya sendiri."
"Sebelum kita membicarakan itu, aku ingin menanyakan satu hal."
Menggunakan tangannya untuk menghentikan kata-kataku, dia mengarahkan pandangannya ke arah Karuizawa.
"Siapa siswa di sana? Aku tak mendengar tentang dia sebelumnya."
"Dia rekanku yang bisa dipercaya."
Karuizawa tampak sedikit bersemangat pada itu, tapi segera menajamkan ekspresinya.
"Dipercaya ya......situasi dimana aku tak punya pilihan lain selain mempercayai tahun pertama adalah yang menyedihkan."
Bahkan setelah melihat yang tak beres di sini, Karuizawa, Kiriyama masih memilih untuk menunjukkan dirinya tanpa berusaha bersembunyi.
Ini adalah bukti bahwa dia hanya tak puas dengan pemerintahan Nagumo atau bahwa dia sangat percaya pada Horikita yang lebih tua.
"Kalau begitu, kita akan langsung ke urusan? Aku ingin menghindari percakapan ini diketahui."
"Aku juga begitu. Aku merasa seperti akan kedinginan di sini."
"Dari awal, Nagumo dan aku tak pernah melihat berbagai hal secara langsung. Fakta bahwa aku bergabung dengan OSIS juga, adalah karena aku mengidolakan keberadaan Horikita-senpai. Sebagai seorang senpai dari Kelas A yang sama. Tentu saja, sekarang mantan Kelas A untukku."
Fakta bahwa Kiriyama telah dikalahkan oleh Nagumo dan jatuh ke Kelas B.
Jika aku menganggap fakta bahwa dia bergabung dengan OSIS juga adalah karena pengaruh Horikita yang lebih tua, itu tak aneh bahwa dia masih berhasil mempertahankan posisinya sebagai Wakil Ketua.
Sebaliknya, aku lebih terkejut pada Nagumo yang membuat Kiriyama, yang menentangnya, sebagai Wakil Ketua.
"Aku ingin mencegah Nagumo yang mulai bertindak di kantor ketua OSIS, tapi itu adalah tugas yang mustahil, itu sudah lama menjadi di luar jangkauan kekuatanku. Ini cerita yang menyedihkan."
"Cerita tentang Ketua Nagumo setelah mengumpulkan seluruh siswa tahun kedua sebagai sekutunya, berapa banyak yang benar?"
"Hampir semuanya betul. Tentu saja, ada orang-orang di dalam yang tak benar-benar puas dengannya, tapi tak cukup untuk memberikan suara perlawanan terhadapnya. Mereka telah mengundurkan diri hanya untuk mematuhinya."
"Hei, Kiyotaka. Aku mendapatkan bagian tentang menyatukan kelas tapi apakah mungkin untuk membuat sekutu dari kelas lain? Bukankah kita semua bersaing saat membidik Kelas A?"
"Aku yakin Wakil Ketua Kiriyama akan menjelaskan bagian itu."
"......Nagumo menjanjikan kita reformasi. Yang melampaui batas antar kelas, dia menyatakan bahwa siswa dengan kemampuan untuk melakukannya akan ditarik ke Kelas A. Sebagai akibat dari perang faksi di kelas yang diikuti, ada banyak siswa yang tak puas karena tenggelam ke kelas bawah."
Menuju Karuizawa yang sedikit memiringkan kepalanya saat itu, aku menambahkan.
"Jika aku harus mengatakan sederhananya, dia berarti tipe seperti Horikita dan Yukimura."
"Aku mengerti."
Jika itu mereka sendiri, mereka pasti akan bisa naik ke Kelas A, siswa yang berpikir seperti itu dapat dijadikan sekutu bahkan di seluruh kelas.
"Tapi itu saja tak cukup, kan? Ada juga banyak siswa dari kelas bawah yang tak memiliki kemampuan apa pun."
"Jika kau mempercayai kata-kata Nagumo, setiap siswa akan diberikan kesempatan mereka sendiri, sepertinya. Rinciannya, bahkan aku tak tahu."
"Bukankah itu sepertinya mencurigakan?"
"Bahkan jika itu mencurigakan, tak ada pilihan lain selain pergi dengan itu. Kelas-kelas di bawah B sudah dalam krisis, karena kesenjangan poin kelas antara kelas mereka dan Kelas A sudah dilebarkan dengan jelas."
Fakta bahwa Nagumo membuat sekutu dari semua tahun kedua, aku merasa seperti aku mengerti sekarang kurang lebih.
Tapi jika memang demikian perkaranya, kehadiran Kiriyama akan menjadi tak terpahami olehku.
"Bukankah seharusnya Wakil Ketua Kiriyama juga bertaruh pada 'kesempatan' itu? Jika kau bertarung melawan ketua OSIS dan kalah, daripada dengan sendirinya akan mencegahmu kembali ke Kelas A, bukan?"
"Jika memang ada 'kesempatan' yang mungkin menjadi pilihan juga. Namun, aku tak percaya Nagumo akan benar-benar menawarkan 'kesempatan' semacam itu untuk semua orang. Tak mungkin dia melakukan itu. Jika lulus dari Kelas A dijamin dan meja-meja itu kemudian berbalik padanya, dia tak akan bisa mengambil semuanya saat itu."
Jadi itulah alasannya untuk melawan Nagumo.
"Saat Nagumo menduduki kursi ketua OSIS, apakah kau tak berpikir untuk meninggalkan OSIS?"
"Biasanya orang tak akan merasa suka bekerja di bawah orang yang mereka lawan, bukan?"
"Jika aku pergi, apa yang akan terjadi? Jika aku pergi, Nagumo hanya akan menjadi lebih yakin sekali. Jika itu yang terjadi, maka setidaknya aku bisa tidur dengannya dan mengumpulkan informasi seperti itu, dan menemukan celah adalah apa yang kupikirkan. Aku percaya jika aku memberi Horikita-senpai informasi itu, pasti akan berguna baginya."
Bahkan ketika dia berbicara terus terang, Wakil Ketua Kiriyama membiarkan rasa frustrasinya mengalir keluar.
"Membiarkan tradisi sekolah ini hilang begitu saja, berdiri di sampingnya dan tak bisa berbuat apa-apa selain menggertakkan gigiku, apakah kau mengerti bagaimana aku merasa sedih?"
Sayangnya aku tak mengerti. Kiriyama juga, dari awal, mungkin tak berpikir aku akan bersimpati dengannya.
"Tak mungkin kau mengerti ya.....di antara siswa tahun pertama sepertimu, mungkin tak ada seorang siswa pun yang seperti Nagumo."
Meskipun kita bahkan belum mendengar cerita lengkapnya, Kiriyama terus melanjutkan pembicaraannya.
"Tapi itu tak seperti kalian benar-benar tak berhubungan. Saat ini, Nagumo masih mengarahkan perhatiannya pada Horikita-senpai dan tahun ke-3. Karena jika dia memberi mereka lubang, mereka adalah keberadaan yang bisa mengancam posisinya. Tapi begitu mereka lulus itu akan hilang juga, dan setelah itu terjadi, target berikutnya pasti akan menjadi kalian tahun pertama."
"Bahkan jika kau mengatakan itu, apakah mungkin bagi kita untuk terlibat dengan siswa senior seperti itu?"
Tak dapat memahami mengapa kami akan ditargetkan seperti itu, Karuizawa memiringkan kepalanya.
"Untuk siswa yang tak mengantre, dia akan memberikan hukuman tanpa ampun. Itu adalah cara Nagumo melakukan sesuatu."
"Bagaimana apanya?"
"Bahkan jika kau adalah tahun pertama, jika kau menahan taringmu melawan Nagumo, itu berarti kau akan dilecehkan."
"Kalau begitu dia adalah ketua OSIS terburuk."
Namun, ada juga kemungkinan bahwa seseorang akan menerima hak istimewa dengan mematuhinya.
Karena para siswa yang telah menjadi rival Nagumo selama 2 tahun telah mengantre dan menaatinya, maka dia harus memiliki tingkat kewenangan yang cukup dan kemampuan yang meyakinkan.
"Membawa taring atau apa pun itu, bukankah biasanya jarang terlibat dengan ketua OSIS?"
"Itu adalah kasus sampai semester kedua. Dari titik ini dan seterusnya, peluang kami untuk berinteraksi dengan siswa senior akan terus meningkat. Untuk sepanjang tahun, mulai dari semester ketiga, ujian khusus diadakan di mana tahun pertama sampai dengan tahun ketiga semua akan bersama-sama. Hal yang serupa dengan itu akan diulang. Sama seperti tahun lalu. Dengan kata lain, antara tahun pertama dan kedua, dan tergantung pada situasinya, kau bahkan mungkin harus berjuang melawan tahun ketiga."
Dengan kata lain, jika semuanya berjalan sesuai jadwal, di bulan Januari kita akan terjerat dengan siswa senior yang mana kami hanya memiliki sedikit pengetahuan.
Dalam festival olahraga, ada pertukaran di mana para tahun ajar tumpang tindih tapi nyaris tak ada peluang untuk berinteraksi langsung dengan mereka.
"Sangat mungkin bahwa dengan tempo itu, Nagumo akan mempersempit ancaman individu dari antara tahun pertama."
Ancaman individu, dengan kata lain, siswa yang mungkin akhirnya mengancam posisinya. Jika itu yang terjadi, di medan perang itu, aku ingin menyelesaikannya tanpa menarik perhatian.
Sangat disayangkan bahwa aku merasa seolah-olah aku sudah berada dalam situasi di mana keinginan itu tak akan terpenuhi.
"Kalau begitu isi ujian tahun lalu?"
"Mungkin tak ada hubungannya dengan ujian khusus tahun ini. Mayoritas ujian khusus dilakukan sehingga sangat berbeda setiap tahun. Itu tak akan berguna."
"Meski begitu, aku merasa seperti itu akan lebih baik bagiku untuk mengetahuinya, itu mungkin terbukti menguntungkan bagiku."
"Itu mungkin begitu. Tapi, sayangnya aku tak bisa menjawabnya. Bahkan jika kau adalah murid yang Horikita-senpai telah dinominasikan, aku tak bisa masuk ke dalam konflik dengan peraturan sekolah ini. Jika fakta ini harus dibeberkan, aku harus siap untuk dikeluarkan. Aku tak bisa melanggar larangan ini. Dan aku tak punya niat untuk menghancurkannya."
Terlebih lagi jika dia dari faksi Horikita yang memegang aturan yang dibuat oleh sekolah ini dengan harga tinggi.
"Aku benar-benar memiliki senpai yang merepotkan."
Aku menyuarakan perasaan jujurku.
"Bagaimanapun, jumlah cara untuk menyeret Nagumo turun dari kursi ketua OSIS-nya terbatas. Aku bahkan tak perlu mengatakannya, tapi mengusirnya adalah cara yang paling pasti, tapi kenyataannya tak semudah itu. Lalu selanjutnya adalah untuk membuat fakta bahwa dia tak memenuhi syarat untuk melayani sebagai ketua dalam pengetahuan publik dan secara paksa menyeretnya keluar dari kantor. Jika dia tak lagi menjadi ketua OSIS, dari antara siswa tahun kedua bersedia mencuci tangan mereka dari Nagumo akan pasti muncul dan tak akan ada efek pada kalian tahun pertama dan pendatang baru yang akan mendaftar tahun depan."
Singkatnya, aku tak tahu siswa seperti apa Nagumo Miyabi. Bahkan jika aku bertanya pada Karuizawa yang tepat di sebelahku, dia mungkin akan mengulangi kesan yang sama. Hanya saja kami belum pernah bertukar waktu dengan para tahun ajar lainnya sejauh itu sehingga kami tak dapat membuat keputusan.
Seseorang yang secara abnormal terangkat oleh lingkungannya dan berhati-hati serta dihormati dan dicemburui oleh Hirata. Aku hanya bisa menyimpulkan bahwa dia bukan murid biasa.
Awalnya, itu akan sangat diinginkan untuk menemukan siswa dari antara tahun kedua yang berbagi pendapat yang sama seperti Kiriyama dan menggulingkan Nagumo seperti itu. Yah, karena itu tak mungkin lagi itu berarti masalah datang juga ke tahun pertama.
"Membuat dia diusir atau menyeretnya keluar dari kantor, ini semua hanya sekelompok pembicaraan yang berbahaya, bukan?"
"Bahkan ketika musuh yang merepotkan berada tepat di pandanganmu, kau tak akan menggunakan tindakan seperti itu?"
"Aku belum pernah sekalipun memikirkannya."
Di sampingku, Karuizawa sejenak menatapku dengan curiga tapi aku mengabaikannya.
"Lalu apakah kau akan membiarkan aku melihatmu melakukan serangan frontal? Jika kau dapat memanipulasi Nagumo untuk mengundurkan diri sebagai ketua OSIS sendiri maka itu adalah hasil terbaik tapi aku bahkan tak perlu memberitahumu betapa sulitnya itu akan terjadi."
Murid ini dikenal sebagai Kiriyama, aku tak tahu seberapa jauh aku bisa mempercayainya. Dilihat dari sikap yang dia ambil terhadap Nagumo tak ada kesalahan bahwa dia pasti menyimpan emosi negatif, kebencian, ke arahnya.
Tapi aku juga bisa melihat bagian-bagian dari pernyataannya yang diucapkan dengan baik sekali untuk dirinya sendiri. Apakah ini dilakukan dengan sengaja atau tidak dapat berubah tapi pada saat ini aku kekurangan materi untuk membuat kesimpulan.
Aku seharusnya tak mengungkapkan apa pun selain menunjukkan padanya kartu itu adalah Karuizawa.
"Kau bebas mengekspresikan keinginanmu sendiri, tapi kami akan menjadi orang yang memutuskan apa yang harus dilakukan."
"Jadi tak semudah itu mempercayaiku, kan?"
Tentu saja, Kiriyama juga akhirnya menyadari ketidakpercayaan kami.
"Aku juga, pikirku terlalu berlebihan. Tak perlu bagiku untuk memikul tanggung jawab untuk tak bisa menghentikan Nagumo tapi aku tak bisa membiarkan kouhaiku melihat neraka yang sama. Itu adalah pikiran asli ku."
Jadi dia mengawasi kouhainya, ya. Ini sulit dipercaya secara tiba-tiba.
Hanya saja dia mengandalkan tahun pertama dengan enggan karena tak ada sumber daya manusia yang mampu mengalahkan Nagumo di antara tahun kedua. Dia merasa bertanggung jawab karena tak mampu menghentikannya.
Aku bertanya-tanya apa yang akan dia katakan tapi kali ini untuk kouhainya, ya? Dibandingkan dengan ini, itu akan tetap memberinya lebih banyak kepercayaan jika dia memberitahu kami dia berharap untuk kembali ke Kelas A dengan menghilangkan Nagumo.
Kukira menyembunyikan kenyataan terburuk dan bermain sebagai orang suci juga sifat manusia.
"Bagaimana menurutmu ini terserah kau untuk memutuskan tapi hanya mengingatkan satu hal. Para siswa yang membuat musuh dari Nagumo semuanya telah didorong untuk dikeluarkan tanpa gagal."
"Kalau begitu, aku merasa akan lebih baik jika aku tak membuat musuh dari ketua OSIS."
Di antara para siswa yang telah diusir sampai sekarang, seharusnya ada orang-orang yang dengan berani menolak dan mencoba untuk menjatuhkan Nagumo.
Namun, sebagai akibatnya, tunas keberatan mereka dipetik dan mereka didorong untuk dikeluarkan. Jika itu yang terjadi, aku bertanya-tanya apakah pilihan terbaik di sini adalah untuk melewati ini tanpa menyukainya atau dibenci olehnya.
Itu adalah kesan yang sepenuhnya jujur yang kumiliki setelah percakapan dengan Kiriyama.
"...jadi kau tak mau bekerja sama?"
"Aku akan bekerja sama. Aku juga memiliki keadaanku sendiri yang mencegahku mundur, tahu."
"Baiklah, kalau begitu. Bagaimanapun, Nagumo sudah mulai mengarahkan perhatiannya ke arahmu. Dan selain itu, dalam waktu yang tak terlalu lama, bahkan jika kau tak mau, kau akan berakhir mencari tahu orang macam apa dia. Mulai sekarang juga, aku akan membocorkan informasi tentang Nagumo dan tindakannya kepadamu. Tentu saja, selama itu dalam kisaran aturan. Setelah itu keputusannya terserah padamu."
Isinya, apakah aku menggunakannya untuk membiarkan dia hidup atau membunuhnya, terserah padaku, adalah apa yang dia katakan.
Kiriyama juga sepertinya merasakan bahwa aku tak melampauinya melebihi apa yang dia harapkan dan hampir tampak seolah-olah dia akan menyerah di tengah jalan.
Meskipun dia akan memberiku informasi, sepertinya dia bermaksud untuk menghindari menaruh banyak harapan padaku.
"Untuk menjadi benar-benar tumpul, jumlah kesan yang kau berikan tak berarti. Jika bukan karena estafet dengan Horikita-senpai selama festival olahraga, aku mungkin tak akan di sini secara resmi meminta kerja samamu. Faktanya, alasan kenapa Nagumo mulai memperhatikanmu juga karena estafet itu."
Itu akan menjadi satu-satunya 'kebenaran' yang membuat Kiriyama bergerak.
Jika aku tahu tentang Nagumo sebelumnya, aku juga, tak akan melakukan sesuatu yang mencolok selama estafet. Pilihan itu telah membuatku menghadapi Kiriyama seperti ini sekarang.
"Haruskah aku menganggap kau tak layak menyampaikan informasi di atas, aku akan segera menarik diri dari ini."
"Jika kau tak melakukan itu, apakah itu berarti Kiriyama-senpai akan berada dalam bahaya?"
Menanggapi pertanyaan itu dari Karuizawa, Kiriyama tak mengatakan sepatah kata pun dalam menanggapi dan diam-diam mengangguk. Dia pasti tak puas, ini mungkin keseimbangan kekuatan saat ini antara Nagumo dan Kiriyama.
"Dan satu lagi, mulai sekarang aku tak akan pernah bertemu langsung denganmu secara langsung. Aku akan membuat akun surat acak dan tetap berhubungan seperti itu."
Aku juga berterima kasih untuk itu. Komunikasi melalui surat gratis adalah yang terbaik.
"Dan kemudian.....kebetulan, jika persekongkolanku denganmu ditemukan oleh Nagumo karena ketidaktahuanmu, aku akan membuatmu mengerti apa yang akan terjadi."
Dia tak mengatakannya dengan keras, tapi itu mungkin berarti dia akan membawaku turun bersamanya. Jika ada tahun pertama yang berusaha untuk menjatuhkan Nagumo, maka Nagumo akan mengejar mereka.
Setelah selesai mengatakan apa yang ingin dia katakan, Kiriyama dengan cepat pergi.
"Tidakkah kau berpikir dari awal sampai akhir, ada perasaan buruk untuk ini?"
"Kurasa begitu."
Itu mungkin hanya berarti bahwa Kiriyama tak bisa santai.
Setelah kesimpulan dari percakapan kami dengan Kiriyama, kami akhirnya dalam perjalanan kembali. Dalam perjalanan kembali, Karuizawa yang berjalan di belakangku berseru.
"Sepertinya ini berkembang melampaui harapanku."
"Apa yang kau pikirkan? Tentang apa yang Wakil Ketua Kiriyama katakan sebelumnya?"
"Tak mungkin aku tahu tentang itu. Mungkin karena aku masih tak tahu mengapa dia membenci Ketua Nagumo sampai sejauh itu."
Pikiran Karuizawa itu, mirip dengan pikiranku sendiri.
Orang bijak tak akan mendekat...mungkin benar.
Untuk mengamankan Horikita yang lebih tua sebagai sekutu, aku telah mempertimbangkan untuk sementara membuat Nagumo menjadi musuhku tapi meskipun semua yang kurasakan seolah pilihan itu bukanlah keputusan yang benar.
Ini cukup menyedihkan, berkatku menghibur diri sendiri selama estafet melawan Horikita yang lebih tua di festival olahraga, Nagumo akhirnya memperbaiki ketertarikannya padaku.
Tentu saja, jika aku membuat Nagumo berpikir bahwa itu hanyalah ketakutannya yang tak berdasar, dia akan segera melupakanku, tapi tergantung pada situasinya dia mungkin juga akan berpindah untuk menyingkirkanku. Jika aku mengambil kabar dari lingkunganku dengan menilai reputasinya, Nagumo tak akan mentoleransi keberadaan musuh-musuhnya.
"Ngomong-ngomong. Apa itu tadi............soal rekan itu?"
"Apakah kau tak menyukainya?"
"Jika kau dengan sengaja memutuskan untuk menjadikanku sebagai rekanmu, itu tak dapat membantu bahkan jika aku tak menyukainya kan?"
"Lalu aku harus membatalkannya?"
".......jika kau ingin aku menjadi rekan resmimu, ada sikap dan kesungguhan yang seharusnya kau miliki, kan?"
"Bisakah kau menjelaskan kepadaku secara detail tentang sikap dan kesungguhan itu?"
"Uang?"
"Oi."
"Aku hanya bercanda. Kiyotaka sepertinya orang yang akan terikat hanya meminjamkan poin padaku."
Aku tak mengharapkan apapun, Karuizawa mengatakan hal seperti itu.
Memang sekarang, karena masalah "target" Karuizawa memiliki poin-poin pribadi itu.
"Hei, yang lebih penting, apakah Horikita-san baik-baik saja dengan ini? Jika kita berbicara tentang pasangan Kiyotaka, itu dia benar?"
"Dia seperti tetangga bagiku. Dia tak lebih dan tak kurang."
Aku sudah kehilangan hitungan berapa kali aku mengulangi ini kepada orang lain.
"Maka itu berarti akulah satu-satunya yang kau akui?"
"Memang benar kau memiliki kemampuan."
".....Aku, kurasa."
Tentu saja bukan seperti Horikita tak memiliki kemampuan. Tapi dalam kasusnya, aku ingin dia mengambil jalan yang berbeda, aku ingin dia mengembangkan karakternya sebagai seorang pemimpin.
Dan pada waktunya, Hirata dan Karuizawa akan menjadi rekan untuk mendukung Horikita. Akhirnya, Kelas D akan memiliki apa yang dapat dianggap sebagai barisan yang kuat, aku pergi ke depan dan membayangkan seperti itu. Pada akhirnya apakah itu akhirnya menjadi itu atau tidak dapat dikatakan tergantung pada kompetensi Horikita.
"Karena itu tak bisa ditolong, aku akan menjadi rekanmu untukmu."
Tentu saja, sampai sekarang dia telah melaksanakan tugasnya dengan baik tapi di sini sekali lagi, dia menegaskan komitmennya.
"Jika aku mengikutimu, aku mungkin akan mendapatkan bantuanmu."
"Itu......adalah sesuatu yang lebih baik tak kau harapkan kupikir."
Jika aku harus mengatakan, itu jauh lebih mungkin bahwa dia akan menderita kerugian.
"Kau mungkin ditandai sebagai musuh di sampingku, kau tahu."
"Maksudmu, oleh ketua OSIS?"
"Dia yang paling mungkin."
"Maksudku, bahkan jika kita membuat musuh dari Ketua Nagumo, jika itu Kiyotaka kau seharusnya bisa melakukan sesuatu dengan baik?"
"Sejauh kekuatan fisik dan kualitas akademik yang dikaitkan, aku yakin aku tak akan kalah darinya."
"Sudah kuduga. Bagus sekali."
Karuizawa mengatakan itu dengan seringai nakal.
"Namun, ketika datang ke pertempuran di mana aturan sekolah ini diterapkan, tak ada yang mutlak. Jika dia menggunakan sesuatu seperti strategi pemboman bunuh diri dengan menggunakan pengorbanan, dia mungkin bisa mengatasi kekalahan dari pengusiran melawan kita."
"Strategi pemboman bunuh diri?"
"Yah, kau bisa menganggapnya sebagai perpanjangan dari insiden dimana Sudou bertengkar dengan Ishizaki dan yang lain dari Kelas C. Jika mereka bersekongkol dengan ketua OSIS yang memimpin sebagai hakim, hasilnya akan sangat besar berbeda."
Dan selain itu, jika itu telah diangkat dari insiden kekerasan biasa, pengusiran mungkin telah terjadi.
"Umm, aku tak benar-benar mengerti. Kejadian itu, aku sama sekali tak tertarik."
".....Aku mengerti. Kalau begitu tolong jangan pedulikan itu. Dalam hal apapun, terlepas dari keinginannya untuk 'mengeluarkan seseorang' itu sendiri adalah tugas yang relatif sederhana."
Tentu saja, itu adalah kasus termasuk pengorbanan yang perlu dibayar untuk itu terjadi.
"Jadi itu berarti jika dia tak lagi peduli untuk menjaga kepura-puraan, Kiyotaka juga akan berada dalam bahaya."
Untuk saat ini sejak dia tiba pada jawaban yang benar, aku akan berhenti di situ.
"Itulah maksudnya."
Tak peduli berapa banyak kau mengencangkan keamananmu, selalu ada cara untuk menerobos.
Sama seperti itu, serangan musuh, juga, tak dapat diblokir dengan kepastian 100%. Hal-hal yang diperlukan untuk memblokir serangan ini bahkan hanya sedikit adalah kecerdikan dan kooperator.
"Jika itu terjadi, aku akan menyelamatkanmu."
"Sungguh rekan yang memberikan semangat."
"Apakah kau benar-benar bermaksud begitu?"
"Ya."
"A-aku mengerti. Lebih penting lagi Kiyotaka, siswa SMP seperti apa kau itu? Sama sekali tak mungkin kau normal."
"Aku mungkin hanya seperti murid SMP-mu yang biasa-biasa saja, kau tahu."
"Tak mungkin, tak mungkin. Jika orang sepertimu normal, definisi seluruh dunia untuk normal akan terbalik."
Karuizawa mengayunkan tangannya dengan kuat dari kiri ke kanan sambil menyangkal sepenuhnya.
"Kau pintar dan kuat dalam perkelahian juga, tapi biasanya kau sangat pendiam. Ada tempat-tempat di mana kau bisa sedikit naif tentang dunia. Dan jujur, apa yang kau lakukan adalah kacau."
"Lalu, dari sudut pandangmu, siswa SMP seperti apa yang kau pikir aku ini?"
"Aku memintamu karena aku tak tahu."
Seakan mengeluh, dia cemberut.
"Sebuah hipotesis akan berhasil."
Karena aku merasa ingin bertanya, aku mencoba bertanya padanya.
"Uuuu~mmm..."
Mungkin dia tak punya jawaban segera untuk diberikan, tapi Karuizawa menyilangkan lengannya dan memiringkan kepalanya.
"Jika ini adalah manga, aku akan mengatakan kau adalah agen yang dibesarkan secara ketat di fasilitas sejak kecil, atau sesuatu di sepanjang garis itu. Aku tak tahu, aku tak bisa memikirkan hal lain kecuali itu."
Menatap ke arah yang jauh, Karuizawa menjawab dengan akurasi yang melampaui imajinasi.
"Ahh, aku tak tahu. Aku menyerah. Apa jawaban yang benar?"
"Itu rahasia."
"Uwa---. Setelah menanyakan itu pada seseorang, berpikir kau tak akan memberitahuku."
"Aku tak pernah mengatakan akan menjawabnya dari awal."
"Suatu hari, aku benar-benar akan membuatmu memberitahuku."
"Tak akan ada yang menarik jadi jangan terlalu berharap."
"Ahh, salju mulai turun."
".........................."
Karuizawa sepertinya tak mendengarkan kata-kataku. Itu hanya ringan, tapi sudah mulai turun salju. Dari tengah malam hingga pagi, tampaknya salju akan menumpuk lagi.
Setelah menatap ke langit, begitu aku mengembalikan pandanganku ke Karuizawa, Karuizawa menatapku dengan penuh perhatian.
".....ngomong-ngomong, Satou-san memberikannya padamu kan? Hadiah natal."
"Aku ingin tahu."
"Tak ada gunanya bahkan jika kau berbohong. Mungkinkah, kau menyadari itu sejak kita bertemu?"
Dari menghabiskan waktu denganku terlalu lama, sepertinya dia mendapatkan lebih banyak kepercayaan dariku daripada yang diperlukan.
Saat aku bertemu dengan Satou, dari sudut kertas pembungkus telah mencuat. Pada hari seperti ini, tanpa makna apa pun, seseorang tak akan membawa hadiah untuk orang lain sebelum kencan. Kemungkinan besar, itu adalah sesuatu yang dipersiapkan untukku, aku telah merasakan itu.
Mungkin, jika pengakuannya berhasil, dia bermaksud menyerahkannya padaku.
"Bagaimana rasanya melewatkan itu?"
Dia bertanya padaku dengan menggoda tapi aku tak benar-benar merasa terkejut tentang itu.
"Karena itu kau, kau mungkin belum diberi hadiah oleh siapa pun sebelumnya kan?"
Mengatakan itu dan tanpa menatap mataku, Karuizawa memberiku sebuah tas kecil.
'Apa ini?' Tapi bertanya padanya itu akan terlalu tak bijaksana.
"Ini hadiah Natal dariku. Syukur menerimanya."
"Apakah itu baik-baik saja? Jika aku menerimanya."
"Aku menghiburmu karena tak bisa menjalin hubungan, sesuatu seperti itu kurasa. Ahh, sebagai imbalannya mengembalikanku dua kali lipat dari jumlah itu seharusnya baik-baik saja."
"......Itu hampir seperti kau menipuku."
Hanya dengan menerimanya, kehilanganku ditentukan.
"Apakah kau membelinya untukku?"
"Jelas tidak. Secara resmi setidaknya, Yousuke-kun dan aku berpacaran kan? Itu sebabnya setidaknya di permukaan, aku mempersiapkannya untuknya. Aku pergi berbelanja dengan gadis-gadis yang benar-benar bermaksud untuk menyerahkan hadiah Natal mereka dan begitu aku memanfaatkannya dengan baik."
"Kau tak membuat kekeliruan, kan?"
Dalam persiapan untuk kencannya dengan Hirata, dia membelikan Hirata hadiah. Tak peduli bagaimana orang melihatnya, tak ada yang meragukan hubungan antara keduanya.
"Kalau begitu bukankah itu sempurna jika kau menyerahkannya pada Hirata?"
".........itu benar. Biasanya itu benar."
Sambil menelan kata-katanya, Karuizawa memotongnya.
"Hei, Kiyotaka, karena kita ada di topik Yousuke-kun, aku minta maaf tapi......"
"Hmm?"
"Jika aku kebetulan.......putus dengan Yousuke-kun......apa aku tak lagi berguna?"
Dia memotong dengan itu.
"Apakah itu alasan mengapa kau tak menyerahkan hadiahmu kepada Hirata?"
"Itu benar. Apakah tak adil bagiku untuk mengatakan ini setelah semua hal tak berhasil dengan Satou-san?"
Pemikiran bahwa aku mungkin merasa Satou lebih berharga daripada Karuizawa, itulah yang membuat Karuizawa ketakutan.
Tapi aku tak bisa mengatakan bahwa tak ada risiko putus dengan Hirata, bahkan tak sebagai janji di bibir saja. Sudah jelas bahwa ini adalah tindakan yang akan menurunkan nilai keberadaan yang dikenal sebagai Karuizawa Kei.
Namun, ini bukan lagi kasusnya.
Bahkan jika nilainya turun, sekarang dalam kisaran penerimaan.
"Kau bukan lagi Karuizawa yang lama. Bahkan tanpa keberadaan yang dikenal sebagai Hirata, seharusnya tak ada perubahan dari statusmu saat ini. Tak ada yang akan berubah."
"Tapi, aku putus dengan Yousuke-kun, itu sesuatu yang kau pikir tak benar?"
Kegelisahan yang Karuizawa pegang, sama sekali tak sepele.
Menanggapi hal itu, aku terus berbicara.
"Jika nilai Karuizawa berbohong dalam kelanjutan hubungan dengan Hirata, aku akan mengatakan kepadamu sejak lama untuk melanjutkan hubunganmu. Fakta bahwa aku tak melakukannya adalah jawabanku."
Jika itu Karuizawa dan tak ada orang lain, pernyataan ini harus memiliki kekuatan meyakinkan terbesar. Hanya karena dia melihat caraku berpikir dari dekat bahwa dia mengerti fakta bahwa aku tak membuat kesalahan kecil seperti ini.
Jika Hirata Yousuke kebetulan menjadi bagian yang sangat penting bagiku, jelas bahwa aku akan memberikan perintah untuk melindunginya. Hanya saja, tegasnya itu bukan kebenaran.
Aku sudah berasumsi kalau Karuizawa ingin putus dengan Hirata, atau lebih tepatnya, aku telah mendorongnya untuk menginginkannya.
Bersamaan mendorongnya untuk dapat bertindak secara mandiri bahkan setelah kehilangan Hirata dan membuatnya mengalihkan tujuan parasitnya ke arahku adalah tujuanku.
Dengan kata lain, semuanya sejauh ini berjalan sesuai rencana. Meskipun aku tak mengharapkan dia untuk menerobos kencanku dengan Satou, sebagai hasilnya aku bisa terhubung dengan Karuizawa bahkan lebih kuat dari sebelumnya.
"A-Aku mengerti.....sebenarnya, aku sudah membicarakan hal ini dengan Yousuke-kun. Karena kita berdua hanya dalam hubungan palsu, menyeret ini lebih jauh tak baik, seperti itu. Aku ragu-ragu."
Mengatakan itu, dia melanjutkan:
"Dan selain itu, peran pacar Yousuke-kun adalah sesuatu yang menjanjikan pengaruh kepadaku tapi untuk apa nilainya, ada juga tekanan atau sesuatu seperti itu sangat mempengaruhiku."
Sekarang lingkungan telah stabil, dia ingin menurunkan beban itu. Karuizawa menyatakan itu.
Aku mengabaikan kebohongannya yang lucu itu. Aku tak punya banyak masalah dengan itu, tapi melihatnya dari perspektif Karuizawa, ini adalah kesalahan.
Jika aku berada di sepatu Karuizawa, kalau-kalau aku akan meninggalkan jaminan. Berpikir ke depan dalam hal bahwa aku tak lagi berguna baginya, pertahankan Hirata.
Dan dalam kasus itu Hirata tak lagi berguna, pertahankan aku. Itu pasti ideal. Melihat sebelum kau melompat. Dia memiliki hak untuk mengambil strategi seperti itu.
Karuizawa juga mengerti itu. Meskipun demikian, dia menolak jaminan semacam itu, itu juga baik-baik saja. Melaksanakan semua strategi itu juga akan membutuhkan banyak stamina sebagai balasan, itu juga sebuah fakta.
Jika dari lapisan kecil terbuka dia kehilangan keduanya pada saat yang sama, kejutan waktu itu akan lebih dari dua kali lipat. Dia hanya bisa membangun strategi yang cocok dengan perawakannya.
"Aku yakin semua orang di kelas akan terkejut ketika semester ketiga dimulai."
"Kurasa itu benar."
Hirata dan Karuizawa adalah pasangan besar yang terkenal bahkan di luar kelas kami. Khususnya berkaitan dengan Hirata, bahkan pada hari itu calon pacar baru akan muncul.
"Orang itu, menurutmu dia akan pacaran dengan orang lain?"
"Bahkan jika kau menanyakan itu padaku, aku tak tahu Yousu.........tidak, aku juga tak tahu Hirata-kun dengan baik. Tapi di beberapa tempat, seperti Kiyotaka, dia bisa menjadi keren. Selama dia berpura-pura pacaran denganku, dia tak akan bisa berkencan dengan gadis lain juga, dan dia mungkin bahkan tak tertarik pada percintaan."
"Meskipun kau akan kembali memanggilnya Hirata, kau masih memanggilku seperti ini?"
"Ahh........Aku mengerti. Apakah lebih baik jika aku mengubahnya kembali?"
Karuizawa tampak tak puas saat dia melihat ke atas.
"Bukan itu yang kumaksud. Kau bebas untuk memanggilku apa pun yang kau suka."
Bahkan di grup kami saat ini, kami tak tahu persis mengenai permulaan nama pertama namun terkadang kami saling menyapa dengan nama depan kami.
"Ini mungkin kesempatan yang bagus."
Aku berhenti, dan berbalik untuk melihat Karuizawa yang sedang berjalan sedikit di belakangku.
"Aku juga akan memanggilmu 'Kei' kalau begitu."
"Tauwa!"
".....tauwa?"
"T-t-t-t-tidak apa-apa! Kenapa Kiyotaka juga memanggilku dengan nama depanku?"
"Jika satu sisi menggunakan nama belakang dan sisi lainnya menggunakan nama depan, itu tak akan terasa benar."
Aku tak bisa memahami jarak di antara kita berdua, mudah untuk mendapatkan gambaran yang tak fokus. Jika Kei ingin memanggilku dengan nama depanku, maka melakukan hal yang sama untuknya juga alami.
Tapi bahkan jika aku mengatakan itu, sehubungan dengan lingkungan kita, hubungan antara Ayanokouji dan Karuizawa masih seperti biasanya. Itu adalah sesuatu yang ada di manapun dan tak berubah.
"Ngomong-ngomong......hanya untuk menyelesaikan masalah. Pengusul asli yang mengatur kencan ganda itu bukan kau, tapi Satou benar?"
"A-Apa artinya itu, mengatur?"
Mengatakan itu, dia mencoba untuk menipuku tapi aku bisa melihat ketidaksabarannya padaku karena tiba-tiba memukul mata banteng.
"Aktingmu sangat tepat, tapi di sana-sini, tindakan Satou aneh sekali."
"Ahh---....karena aku pikir kau menyadarinya? Aku juga berpikir Satou-san sedang curiga."
Sepertinya Kei juga, punya sesuatu untuk dikatakan tentang akting Satou. Aku memasukkan tanganku ke dalam sakuku. Aku ingat bahwa aku telah menaruh kantong kertas kecil di dalamnya.
"Itu benar. Aku juga punya hadiah Natal untukmu."
"Ehh? Jangan bercanda?"
"Aku berbohong."
"Huh? Kau ingin dipukuli?"
"Lebih tepatnya, itu hanya hadiah normal. Aku pikir itu mungkin produk yang tak penting untukmu tapi..."
Aku mengeluarkan kantong kertas dari dalam mantelku dan menyerahkannya ke Kei.
".....tunggu, ada apa dengan kantong apotek itu? Apa kau mengejekku?"
Bahkan saat dia mengatakan itu dia memeriksa isinya, dan melepaskan selotipnya.
Apa yang keluar dari itu bukanlah aksesori mencolok atau mainan lucu.
"Obat-obatan untuk flu dan kwitansi........?"
"Jangan pikirkan kwitansinya, tolong buang."
"Hei, kwitansi ini memiliki 10:55 pagi pada tanggal 23 yang ditulis di atasnya..."
Meskipun aku mengatakan padanya untuk tak memikirkannya, Kei mengalihkan pandangannya ke arah itu.
"Dalam perjalanan pulang setelah membelinya, aku melihatmu dan Satou bersama di Keyaki Mall. Begitulah aku menyadari bahwa kencan ganda itu dimulai dari tahap yang relatif awal. Aku mengira kesehatanmu akan memburuk, tapi tampaknya prediksi itu sangat melenceng."
"Jadi.....itu artinya alasan kau tak menghubungiku karena khawatir adalah....."
"Kau tak memakai topeng juga, bahkan dari kejauhan aku bisa melihat bahwa kau sehat."
"J-Jika kau khawatir tentang aku...daripada melakukan hal-hal seperti ini, lakukan hal-hal seperti mengunjungiku lebih awal atau setidaknya meneleponku. Kau bisa mengonfirmasinya seperti itu."
"Dalam asrama yang begitu mencolok, aku tak dapat langsung mengunjungi kamarmu. Menghubungimu melalui telepon akan menjadi cara yang efektif untuk melakukannya, tapi aku juga memperhitungkan bahwa kau akan bertindak keras dalam hal itu. Karena kau benci menunjukkan kelemahanmu."
"T-tapi kemudian hasilnya, bukankah itu berarti kau telah membuang-buang uang untuk obat flu itu."
"Kalau hanya biaya obat flu itu cukup murah. Aku juga bisa menggunakannya pada kesempatan yang berbeda juga."
"Itu.....mungkin saja demikian.....aku tampak seperti orang bodoh sekarang karena mengira kau tak mengkhawatirkanku sama sekali dan menyimpan dendam."
Mengatakan itu, Karuizawa menggantungkan kepalanya.
"Aku juga sangat terlibat dalam insiden itu di atap. Aku melakukan sesuatu yang tak manusiawi sampai aku tak dapat mengeluh bahkan jika kau memukuliku. Meskipun itu adalah hari berikutnya, jika aku menghubungimu secara tak perlu, kupikir itu akan menempatkan beban pada pikiran dan tubuhmu dan itulah mengapa aku menghindarimu. Sepertinya itu juga, adalah kekhawatiran yang tak perlu."
Jauh dariku harus melakukan kontak, untuk berpikir itu akan menjadi Karuizawa yang akan mendekat kepadaku.
"Aku gagal membaca dengan benar kekuatan hatimu."
"I-Itu benar. Jangan meremehkan aku."
"Menuju Karuizawa dengan hati yang begitu kuat, tolong izinkan aku untuk mengkonfirmasi satu hal lagi."
"Apa yang ingin kau konfirmasi?"
"Mulai sekarang juga, sebisa mungkin aku ingin menghindari melakukan hal-hal yang mencolok. Tapi, tergantung pada situasinya, aku mungkin harus bergerak di belakang layar seperti yang kulakukan sampai sekarang. Pada saat itu, sama seperti kau yang selalu memilikinya, tolong pinjamkan aku kekuatanmu."
"Itu, bukankah sedikit terlambat untuk mengatakan itu? Katakanlah selama seluruh rekan berbicara lebih awal."
"Itu benar kukira."
Setelah diam beberapa saat, Karuizawa menghela nafasnya sekali.
"Tak apa-apa, aku akan membantumu. Sebagai gantinya, dengan seluruh kekuatanmu, lindungi aku ok? Jika hubunganku dengan Hirata-kun berakhir, berbagai hal merepotkan mungkin terjadi."
"Ya, aku janji."
Di balik awan tebal, matahari mulai terbenam.
Kami berdua bersama-sama, menatap matahari yang tak lagi terlihat.
"Natal juga berakhir, ya."
"Jika kuingat...Natal dimulai dari malam tanggal 24 hingga malam tanggal 25, kan?"
Itulah mengapa kebanyakan kekasih menghabiskan waktu bersama dari malam tanggal 24 hingga malam tanggal 25, itu yang dikatakan.
Karena itu dapat dianggap kebahagiaan terbesar bagi kekasih untuk menyambut saat tanggal 25 dimulai bersama. Namun, dalam hal dunia, Natal dapat dianggap memiliki sedikit keadaan khusus.
Itu karena kalender gereja yang diwarisi dari kalender Yahudi menentukannya mulai dari 24 Desember hingga 25 Desember.
Tapi hampir tak ada kekasih yang sadar akan Yudaisme atau kelahiran Kristus. Dapat dikatakan bahwa di zaman modern, telah dibuat menjadi acara trendi dengan menjadi sebuah trend.
Natal tahun ini, termasuk Malam, telah cukup sibuk. Segera tahun pertama akan berakhir.
"Mari kita kembali, oke?"
"Ya."
Aku mulai berjalan. Dan kemudian, dengan sedikit menunda, Kei juga mulai berjalan.
Dalam satu tahun ini, melihat kembali yang aku dapatkan paling dekat mungkin Kei yang ada di belakangku. Ini sepertinya sesuatu yang juga dirasakan Kei.
Sebelum aku menyadarinya, dia telah menyublim menjadi keberadaan penting bagiku. Untuk menyebut pertemanan ini, mungkin agak kasar pada Kei tapi.....
....Hanya saja, mulai sekarang, jika aku bisa membidik Kelas A dan memutuskan hubunganku dengan OSIS, pada saat itu kita bisa menjadi teman...
....tidak, aku merasa itu bisa berubah menjadi sesuatu yang lebih dari itu.
* * *
*Informasi di atas (bahasa Inggris: information onto): Nggak tau bener apa nggak :P
*Membuat musuh dari (bahasa Inggris: make an enemy out of): Ini juga masih diragukan :P
*Di tempat pertama (bahasa Inggris: in the first place): Setelah Admin cari kesana-kemari, kata ini selain memiliki arti 'di tempat pertama' dan 'pada pokoknya'. Kata 'in the first place' digunakan untuk menekankan pernyataan sebelumnya sebagai yang utama. Yang lebih tahu bisa bantu lewat komentar.
*Menyublim (bagi yang kagak tau :P): Mengubah uap air menjadi es; membuat menjadi sublim.
Sebelumnya
Daftar Isi
Selanjutnya
*Membuat musuh dari (bahasa Inggris: make an enemy out of): Ini juga masih diragukan :P
*Di tempat pertama (bahasa Inggris: in the first place): Setelah Admin cari kesana-kemari, kata ini selain memiliki arti 'di tempat pertama' dan 'pada pokoknya'. Kata 'in the first place' digunakan untuk menekankan pernyataan sebelumnya sebagai yang utama. Yang lebih tahu bisa bantu lewat komentar.
*Menyublim (bagi yang kagak tau :P): Mengubah uap air menjadi es; membuat menjadi sublim.
Sebelumnya
Daftar Isi
Selanjutnya