Friday, August 3, 2018

Novel Youkoso Jitsuryoku Shijou Shugi no Kyoushitsu e Bahasa Indonesia Jilid 7.5 Bab 2 Bagian 6


Diterjemahkan oleh Ratico

Dalam perjalanan kembali dengan tas belanja yang berisi buku, aku menerima panggilan. Setelah mengkonfirmasi nama Hasebe Haruka yang tercermin pada layar kristal cair, aku menjawab panggilan itu.

"Ahh, ini aku. Mungkin tiba-tiba tapi lusa, mengapa kita tak berkumpul untuk paripi?"

"Ehh? Berkumpul dan lakukan apa?"

Jadwalku untuk lusa sudah diputuskan tapi aku tak sengaja akhirnya bertanya tentang kata yang belum pernah kudengar sebelumnya.

"Kau tak tahu tentang paripi? Orang pesta. Singkatnya, paripi."

Aku tak menyadari istilah baru seperti itu telah lahir. Tidak, di belakang, aku merasa sepertinya aku pernah mendengar seseorang dari kelas kami mengucapkannya sebelumnya. Itu mungkin berarti pertemuan para pecinta pesta yang sedang bergembira.

"Natal bukan hanya untuk kekasih, akan menjadi tema utama untuk itu."

Aku mengerti. Tampaknya pengaruh Natal tak terbatas pada pasangan saja. Itu adalah sesuatu yang juga mempengaruhi para lajang di sekitarnya juga.

"Maaf. Aku sudah punya rencana untuk lusa."

Aku merasa seperti itu akan menyenangkan tapi di sini aku tak punya pilihan selain menolak.

".......ya? Lagipula besok adalah Natal, apa yang kau maksud dengan itu?"

Ini bermasalah bahkan jika dia bertanya apa yang kumaksud dengan itu tapi jika Haruka dan yang lain akan bermain di luar hari itu juga ada kemungkinan mereka terlihat. Akan lebih baik jika aku mengatakan padanya tentang hal itu dengan jujur.

"Aku akhirnya menjanjikan Satou aku akan bermain dengannya."

"Satou? Maksudmu Satou seperti di gula batu? Apakah kau akan menyimpannya di sakumu untuk tamasamu?"

Orang bebal macam apa dia.

"Ehh? Ehh? Apa, mungkinkah kau akan berkencan dengan Satou-san? Saat Natal?"

Aku bahkan tak perlu menjelaskan, tentu saja Haruka seharusnya mengerti artinya. Namun, aku harus mengoreksi di mana koreksi diperlukan.

"Ini bukan seperti kencan. Aku akan bermain dengannya."

"Orang-orang di seluruh dunia menyebut itu sebagai 'kencan'."

Itu mungkin begitu, tapi bagiku, aku tak berniat menggunakan kata kencan untuk ini.

"Aku sudah berkali-kali menolak ajakannya, jadi aku diminta oleh Satou untuk pergi pada tanggal 25."

"Tidak, tidak, tidak. Ini buruk, kan?"

Tentu saja, karena aku sudah terdaftar di sekolah ini, aku juga belajar tentang hal yang dikenal sebagai masyarakat.

Bukannya aku tak mengerti arti di balik seorang anak laki-laki dan seorang gadis berkencan bersama di Natal sama sekali. Tapi satu-satunya alasan aku menerima undangan Satou adalah karena dia memilih tanggal 25 sebagai kencan dan tak ada yang lain.

"Aku hanya mengkonfirmasikan ini denganmu tapi tak seperti kau mengencaninya, kan?"

"Sama seperti saat itu dengan Shiina. Aku tak pacaran dengan siapa pun."

"Itu benar, kurasa. Yah, itu bukan tempatku untuk mengatakan apa-apa tapi.......kau tahu, Airi."

"Airi?"

"Lusa, jika Kiyopon tak akan bergabung dengan kami, kupikir dia akan penasaran tentang berbagai hal. Kau tak bisa menyembunyikannya dengan berpura-pura sakit juga."

Aku hanya harus mengatakan yang sebenarnya padanya. Akan mudah bagiku untuk mengatakan itu, tapi aku tak bisa melakukan itu.

"Aku mengerti. Aku akan melakukan sesuatu. Besok lusa, ke mana kau akan pergi?"

"Apakah ini berarti kau akan membuat gerakanmu berdasarkan jadwalku?"

"Tak ada yang bisa dilakukan selain itu, kan? Jika dia kebetulan melihat Kiyopon dan Satou-san akan berkencan Natal, kurasa gadis itu mungkin pingsan."

Itu sangat berlebihan untuk mengatakan dia akan pingsan, adalah apa yang kupikirkan, tapi karena itu Airi yang mungkin saja terjadi padanya. Bergantung pada situasinya, ia bahkan mungkin terjatuh ke dalam depresi berat.

Saat aku memikirkan itu, di sisi lain ponsel, sikap Haruka berubah.

"Mungkinkah, tentang perasaan Airi........kau memperhatikannya?"

Haruka bertanya padaku sebuah pertanyaan yang mendekati tanda itu.

"Mengesampingkan apakah itu benar atau tidak seperti yang Haruka pikirkan, setidaknya aku mengerti bahwa perasaannya terhadapku sedikit berbeda dari perasaan orang lain terhadapku."

"Itu adalah cara yang agak aneh untuk mengatakannya, tapi aku mengerti. Itu hanya berarti kau tak serumit itu. Tentu saja, karena kau mengerti itu, aku juga tak akan mengatakan hal yang tak perlu."

Tak perlu. Dengan kata lain, 'bukankah kau akan menjawab perasaan Airi?' adalah apa yang dia bicarakan.

Jika kau bertanya kepadaku, Airi seperti bayi burung yang baru saja mulai mengambil langkah pertamanya sendiri. Masih dalam keadaan di mana ia tak mengenal banyak orang lain, melekat pada salah satu dari sedikit anggota lawan jenis yang ia kenal, dengan kata lain aku, dan mengarahkan perhatiannya sedikit lebih banyak padaku adalah sesuatu yang tak bisa membantu.

Pertama, dia perlu menghabiskan lebih banyak waktu bersama dengan sejumlah besar pria dan wanita dan di antara mereka, dia harus dewasa. Dengan melakukan itu, hal itu dapat menimbulkan perasaan dalam dirinya yang berbeda dari percintaan yang dilihatnya di hadapannya sekarang. Itu juga, adalah sesuatu yang bisa dikatakan untukku juga.

Apa itu sekolah, apa itu teman, dan apa sebenarnya artinya mencintai seseorang. Semua hal yang masih tak kumengerti dengan baik, aku belum bisa membuat keputusan awal.

"Bagaimanapun, aku akan menghubungimu lagi, oke?"

"Maaf, karena tak bisa bermain dengan kalian."

Aku meminta maaf seperti itu, tapi sebagai tanggapan atas itu, Haruka segera menjawab.

"Pertama-tama, kita adalah kelompok yang berkumpul bersama untuk berada di luar pembatasan seperti itu, kan? Jika pembatasan semacam itu menjadi dengan aneh diperkuat akan menyebabkan kelompok kita kehilangan keahliannya. Berkumpul ketika kita suka dan mundur ketika kita tak merasakannya. Justru karena kita adalah kelompok yang mampu melakukan hal itu sehingga memberikan pesona."

Menjawab seperti itu, Haruka mengakhiri panggilannya.

"Tentu saja, itu benar."

Jika sesuatu seperti kewajiban harus dilahirkan dalam hal ajakan, keahlian kelompok ini akan hilang.

Aku mengakui bahwa ini adalah kelompok yang harus kusyukuri.

* * *

*Satou: itu berarti gula, jadi dalam kalimat ini "Satou? Maksudmu Satou seperti di gula batu? Apakah kau akan menyimpannya di sakumu untuk tamasamu?", Haruka ngira Ayanokoji ngebawa gula.

*dilahirkan dalam hal ajakan (bahasa Inggris: to be born in regards to invitations): Tolong jelasin!!! :'(:'(:'(

Contact Form

Name

Email *

Message *